TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO – Warga Pedukuhan VI Cerme, Kecamatan Panjatan pada Sabtu (20/5/2017) dikejutkan dengan kabar dugaan aksi teror penembakan liar ke rumah warga setempat.
Jendela rumah Yuni Retno (38) ditemukan pecah seperti terkena peluru.
Kaca jendela depan rumah yang pecah itu diketahui pemiliknya sekitar pukul 22.30 ketika keluarga besar korban tengan berkumpul di rumahnya.
Saat sebagian besar anggota keluarga sudah terlelap, tIba-tiba saja terdengar suara kaca pecah.
Semula penghuni mengira mengira suara itu berasal dari kaca mobil yang terparkir di halaman.
“Suara kaca pecah terdengar oleh ibu mertua saya lalu ibu keluar mengeceknya. Namun, kaca mobil semuanya dalam kondisi utuh,” kata Yuni, Minggu (21/5/2017).
Tak berselang lama, mertua laki-lakunya yang tinggal di lain pedukuhan datang.
Saat hendak masuk rumah, ia menemukan kaca jendela depan rumah Yuni sudah pecah dan serpihannya berserakan di lantai.
Menurut Yuni, kaca yang pecah terlihat berlubang seperti tertembus peluru.
Namun, pihaknya saat itu tak menemukan adanya proyektil maupun gotri yang biasa digunakan sebagai peluru airsoft gun.
“Serpihan kacanya sampai ke tembok tengah padahal jaraknya agak jauh dari jendela,” kata dia.
Kejadian ini sudah dilaporkan ke petugas Polsek Panjatan dan langsung dilakukan olah tempat kejadian perkara.
Kasat Reskrim Polres Kulonprogo AKP Dicky Hermansyah mengaku belum mengetahui pasti terkait kejadian itu dan belum bisa menyimpulkan apakah memang betul ada kejadian penembakan atau sebab lain. ”Informasinya masih simpang siur,” kata dia.
Dicky mengatakan, penggunaan airsoft gun sebetulnya secara ketat diawasi dan dikoordinasi oleh Perbakin (Persatuan Penembak Indonesia).
Hanya saja, jual beli unit airsfot gun saat ini terbilang mudah dan bebas, apalagi melalui jalur transaksi online. Hal ini jadi permasalahan tersendiri yang membuat pengawasan peredaran dan penggunaannya terbilang sulit.
“Kami sendiri selalu mengawasi situs-situ online yang menjual air soft gun. Namun, penggunaan unitnya ini terkadang sulit diawasi,” kata Dicky. (*)