TRIBUNNEWS.COM, CALANG - Samsuddin (55), warga Desa Ligan, Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya, Senin (22/5/2017) sekitar pukul 18.00 WIB diterkam seekor harimau liar saat memotong bambu di kawasan Gunong Panteu, Desa Ligan.
Korban mengalami luka di bagian punggung dan kaki, setelah berhasil meloloskan diri dari cengkeraman si raja hutan.
Peristiwa itu terjadi sekitar 200 meter dari jalan perkebunan sawit.
Karena dekat dengan kebun sawit, sedangkan warga banyak yang berkebun di kawasan itu, sejak Selasa kemarin mereka mulai resah atas kehadiran harimau tersebut.
Sebagiannya malah tak lagi berani ke kebun, karena khawatir diterkam si belang.
Marzuki, salah satu menantu Samsudin (korban terkaman harimau), kepada Serambi, Selasa (23/5/2017) mengatakan, pada sore itu korban sedang memotong bambu di kawasan Gunung Panteu seorang diri.
Tiba-tiba seekor harimau menerkamnya dari arah belakang, sehingga ia tersungkur bersama harimau ke tanah.
Tak lama kemudian, harimau tersebut menerkamnya kembali dari arah depan.
Namun, secara tak sengaja terhalang oleh bambu, sehingga tidak mengenai sasaran dan korban berhasil menggunakan peluang tersebut untuk melarikan diri.
Dari posisi tersungkur di tanah, Samsuddin bergegas bangun dan langsung lari sekuat tenaga dengan parang di tangan guna menghindari terkaman berikutnya.
Di luar dugaannya, harimau itu pun tak lagi mengejarnya.
Baca: Komplotan Security Rumah Sakit Aniaya Pencuri Helm hingga Tewas
Dalam kondisi panik dan trauma, korban langsung memberitahukan apa yang dialaminya kepada warga desa sembari berharap mereka untuk berhati-hati terhadap binatang buas tersebut.
Peristiwa itu mengakibatkan korban mengalami luka di bagian punggung dan kaki terkena cakaran kuku harimau.
"Ayah tidak mau dibawa ke rumah sakit untuk diobati, akan tetapi memilih berobat sendiri di rumahnya di Ligan," jelas Marzuki.
Menurutnya, pada malam itu mertuanya tak bisa tidur nyenyak, karena mengalami rasa perih di bagian punggungnya setelah kuku harimau melukainya.
Sedangkan luka yang dialami korban tak begitu besar, sehingga korban tak mau berobat ke RSUD ataupun puskesmas.
Kata Marzuki, harimau buas tersebut dua hari sebelum kejadian itu sempat melintas di perkampungan warga, namun warga Ligan tidak menduganya akan buas, sehingga menerkam Samsuddin.
"Kehadiran harimau di kawasan Ligan sudah sangat meresahkan warga kami saat ini, sebab sudah ada warga yang menjadi korban terkamannya dan mengancam keselamatan warga di kawasan itu jika tak segera dilakukan penanganan oleh pihak terkait, terutama BKSDA," ujar Saudi, Anggota DPRK Aceh Jaya yang juga warga Ligan.
Ia berharap pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera mengatasi gangguan tersebut yang saat ini dinilai sudah membahayakan penduduk di daerah itu.
Menurutnya, kejadian pada hari Senin itu dikhawatirkan akan terulang, makanya sebelum jatuh lagi korban BKSDA harus bertindak cepat.
Berdasarkan catatan Serambi, di Aceh Jaya saat ini ada tiga satwa liar yang membahayakan dan kerap mengancam keselamatan warga, yakni harimau, gajah, dan buaya. (c45)