News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sepasang Turis Nekat Menginap di Dekat Gunung Sinabung Demi Foto-foto 'Mengerikan' Ini

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keow Wee Long mengunjungi Gunung Sinabung.

TRIBUNNEWS.COM - Bagaimana rasanya berdiri di bawah bayang-bayang gunung berapi aktif Gunung Sinabung?

Pemerintah Indonesia telah menandai daerah-daerah ini terlalu berbahaya untuk tempat tinggal, karena gunung berapi tersebut terus memuntahkan lava dan abu cair.

Namun, seorang fotografer pemberani ingin menjelajahi kisah-kisah tak terungkap dari orang-orang yang pernah tinggal di reruntuhan reruntuhan rumah di sana.

Sosok fotografer ini bernama Keow Wee Long.

Keow Wee Long mengatakan kepada UNILAD bahwa, meskipun media telah melaporkan tentang letusan Gunung Sinabung yang terus-menerus, tidak banyak yang menjelajahi kisah kota-kota yang sekarang terbengkalai dalam bayangannya.

Long telah mengunjungi daerah tersebut.

Keow Wee Long mengunjungi Gunung Sinabung. (Keow Wee Long)

Daerah itu dulunya merupakan rumah bagi 10.000 penduduk sebelum letusan pertama menghancurkan daerah tersebut pada tahun 2014.

Definisi kata 'dulu' menerangkan bahwa di wilayah Gunung Sinabung yang terletak di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini dulunya adalah kota yang sangat sibuk dan bersemangat.

Fotografer muda pemberani itu melanjutkan:

"Tapi sekarang aku kembali lagi dan semuanya telah berubah. Itu hanya kota yang kosong dan mati. Banyak barang maupun harta pribadi teertinggal dan tersisa di dalam rumah penduduk."

Long mengunjungi kota Gurukinayan, Sukanalu, Sigaranggang, Laukawar Suka Mariah, Desa Semacem dan Bekerah.

Keow Wee Long mengunjungi Gunung Sinabung. (Keow Wee Long)

Tempat-tempat ini dulunya merupakan pusat pertanian yang subur di Indonesia terutama di Sumatera.

Namun di tahun 2010, bencana melanda saat gunung berapi Sinabung yang sudah 'lama tertidur' selama 400 tahun meletus.

Selama empat tahun berikutnya, gunung berapi tersebut memuntahkan awan panas dan abu vulkanik.

Pada tahun 2014, letusan dahsyat menyebabkan korban jiwa.

Setelah sebuah evakuasi diperintahkan, pihak berwenang mengizinkan warga masuk kembali ke zona merah setelah dianggap aman.

Tapi beberapa hari kemudian Gunung Sinabung meletus sekali lagi, menewaskan sedikitnya tujuh penduduk pulau.

Keow Wee Long bersama istrinya mengunjungi Gunung Sinabung. (Keow Wee Long)

Baru-baru ini seperti bulan Mei 2017 lalu, dua relawan meninggal saat menyelamatkan korban dari 'kemarahan' gunung berapi tersebut.

Palang Merah telah mengerahkan tim darurat dan bantuan setelah terjadinya letusan tersebut.

Menurut Long, Gunung Sinabung, yang masih aktif hingga saat ini, meletus tujuh kali saat berada di sekitarnya sekitar 48 jam.

Ini adalah satu dari 129 gunung berapi yang berada di Cincin Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire.

Disebut demikian karena daerah-daerah ini sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.

Keow Wee Long bersama istrinya mengunjungi Gunung Sinabung. (Keow Wee Long)

Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km.

Dia tidur nyenyak, bersama dengan istrinya Marta, di salah satu rumah yang terbengkalai selama dua malam dalam upayanya untuk membawakan hasil foto-foto ini.

Sutopo Purwo Nugroho dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan:

"Kita tidak bisa memprediksi kapan letusan akan berhenti. Parameter vulkanik dan aktivitas seismiknya masih tinggi, yang berarti bahwa letusan masih berpotensi terjadi."

Fotografer muda ini menawarkan wawasan tajam nan pedih akan dampak tragis dari bencana alam ini. (TribunStyle.com/Yohanes Endra Kristianto)

*Berita ini dipublikasikan Tribun Style dengan judul: Walau Bahaya, Turis ini Nekat Bermalam di Dekat Gunung Berapi Sinabung, Fotonya Bikin Merinding! 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini