News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub Jawa Barat

Gerindra Minta Ridwan Kamil Insyaf, Kalau PKS Malah Minta Ridwan Kamil Taubat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DIDUKUNG PARTAI NASDEM - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menyampaikan pidatonya pada acara Deklarasi Partai Nasdem, di Monumen Bandung Lautan Api, Tegallega, Kota Bandung, Minggu (19/3/2017). Dalam acara tersebut Partai Nasdem mendeklarasikan mengusung Ridwan Kamil menjadi calon gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Selain Partai Gerindra, PKS juga akan membuka pintu kembali bagi Ridwan Kamil (Emil) untuk menjalin komunikasi politik.

Asalkan, Ridwan Kamil bersedia melakukan komunikasi politik dengan PKS dan memperbaiki hubungan yang sempat renggang.

Ketua Departemen Pembinaan Balegda DPP PKS sekaligus Tim Pemenangan Pilkada Wilayah DPW PKS Jawa Barat, Haris Yuliana, mengatakan hal tersebut seusai menjadi pembicara dalam diskusi publik mengenai Pilgub Jabar di Hotel Horison Bandung, Kamis (8/6/2017).

Baca: Politikus Gerindra: Kalau Pak Ridwan Kamil Insyaf Kita Akan Dukung. Kalau tidak Terpaksa Kita Lawan

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Ferry Juliantono, mengatakan pengusungan Ridwan Kamil oleh Partai NasDem karena dia diintimidasi, Gerindra akan membuka kembali pintunya jika Ridwan Kamil insyaf.

"Emil dulu terlalu dekat malah dengan PKS tapi ternyata demikian. Kami tidak meminta Emil insyaf, tapi taubat saja. Soalnya dulu tiba-tiba tidak ada kabar atau apa. Kalau taubat kan barang kali kami bisa terima juga. Taubatan nasuha," kata Haris Yuliana.

Sebelumnya, kata Haris, Ridwan Kamil memiliki komunikasi erat dengan PKS.

Namun Ridwan Kamil malah menerima usungan Partai NasDem menjadi bakal calon gubernur Jawa Barat, tanpa berkomunikasi dulu dengan PKS atau Gerindra yang mengusungnya dalam Pemilihan Wali Kota Bandung.

Menanggapi hasil survei Indo Barometer yang dirilis beberapa hari lalu, Haris mengatakan sejumlah survei terkait Pilgub Jabar yang bermunculan sejak beberapa bulan terakhir ini dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu.

"Itu bisa jadi keterukuran awal berdasarkan hasil survei. Biarkan saja. Popularitas dan elektabilitas tidak pernah jadi jaminan menang. Terakhir seperti komposisi di Jakarta yang sangat kentara. Bisa terlihat sebesar apa dinamika politik dari fase ke fase," kata Haris.

Haris mengatakan bisa saja kini nama Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi, berada pada urutan teratas nama calon gubernur Jabar berdasarkan sejumlah survei.
Namun, hal tersebut tidak menjadi jaminan perolehan suara pada Pilgub Jabar nanti.

"PKS pun belum ada kesepakatan apapun dengan partai lain, baru kesepahaman. Belum hitam di atas putih. Nama Ahmad Syaukhi dan Netty Heryawan yang diusung dalam Pemira juga masih belum ditentukan yang mana yang akan keluar," katanya.

Bisa saja, katanya, PKS malah mengusung nama lain selain yang diusung dari hasil Pemira atau Pemilihan Raya tersebut.

Haris mengatakan jika dulu Ridwan Kamil yang memiliki hubungan intens dengan PKS, kini Deddy Mizwar lah yang memiliki komunikasi paling dekat dengan PKS.

"Pemira hanya salah satu dari sekian banyak faktor untuk menentukan bakal calon, belum tentu yang dua ini yang akan dicalonkan. Bisa saja di luar kader, seperti Deddy Mizwar. Itu semua otoritas DPP. Kans Deddy Mizwar untuk diusung PKS sangat besar, karena komunikasinya paling dekat. Belum ada tokoh lain sedekat Deddy Mizwar ke PKS," ujarnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini