Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNNEWS.COM, PURBALINGGA - Peredaran judi angka atau toto gelap (togel) di Kabupaten Purbalingga sudah begitu sangat meresahkan.
Merebaknya togel di wilayah itu membuat sebagian keluarga, termasuk anak-anak menjerit karena di antara anggota keluarga mereka terlibat judi togel.
Sendi-sendi ekonomi keluarga lumpuh karena sebagian kekayaan terkuras untuk membeli nomor togel. Seorang santri taman pendidikan Alquran di Purbalingga meluapkan kegundahannya karena orang tuanya menjadi pelanggan setia togel.
Ia menulis surat yang ditujukan kepada Bupati Purbalingga. Surat itu ditulis saat acara Gema Ramadan ke 17 Tahun 1438 H di Pendapa Dipakusuma Purbalingga, Minggu (11/6/2017).
Curahan hati bocah belia yang ditulis tangan pada secarik kertas itu membuat hati pembaca tersayat. Ia menulis dengan bahasa lugas dan lugu karena prihatin terhadap kondisi ayahnya.
Berikut isi suratnya:
Saya memohon kepada Bapak Bupati Purbalingga.
Saya tidak ingin orang tua saya membeli no TOGEL, karena no TOGEL haram. Saya ingin no Togel harap cepat diberantas/dihapus.
Kenapa saya memberi informasi seperti ini?
karena ayah saya selalu membeli no TOGEL. Sampai-sampai uang makan untuk makan keluarga tidak cukup untuk kebutuhan, karena ayah saya selalu membeli no TOGEL.
Bapak Bupati dan ibu wakil bupati yang saya hormati, saya ingin no TOGEL dihapus.
Dengan ini, saya meminta permintaan 2 saja, yaitu:
1. Bagaimana memberantas nomor "TOGEL"
2. Bagaimana caranya agar ayah saya tidak membei nomor TOGEL"
Bapak Bupati dan ibu wakil bupati yang terhormat, saya adalah anak dari ayah saya.
Saya sering melihat ayah saya membeli no TOGEL. Jadi saya memberi informasi tentang ayah saya.
Saya sering melarangnya, tetapi ayah saya tetap membelinya.