"Dia juga memang rajin salat waktu masih sekolah, dan orangnya sangat baik. Orangnya juga pintar, hanya dia jarang masuk sekolah karena sering sakit , jadi nilainya agak kurang," ujar teman sekelas UR waktu bersekolah di salah satu sekolah di Kota Enrekang dulu.
Wiwi menambahkan, UR memang termasuk anak rumahan, karena jarang bergaul dan keluar rumah.
Hal senada disampaikan salah satu kakak kelas UR di SMK, Ismail.
Menurutnya, sosok UR semasa sekolah memang merupakan pribadi yang sangat pendiam.
"Memang pendiam orangnya, jadi jarang dilihat di luar kelas waktu sekolah," cetus Ismail.
Sementara, Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kota Enrekang segera melakukan pemeriksaan terhadap ibu dan bayi tersebut.
Menurut Kepala Peskesmas Kota Enrekang dr Siswaty Zaenal, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan timnya, ibu dan bayi tersebut dalam kondisi normal.
"Hasil pemeriksaan awal tim kami, secara umum semua normal, tidak ada tanda-tanda kelahiran dini pada bayi itu. Prediksi kami ini kehamilan normal," jelas dr Sry Siswati melalui sambungan telepon.
Dia menjelaskan, pada umumnya ada perbedaan antara melahirkan normal sembilan bulan dengan melahirkan secara dini.
"Salah satu tanda fisiknya adalah kondisi bentuk dan warna puting payudara si ibu yang lebih kehitaman ketimbang yang melahirkan dini. Jadi hasil pemeriksaan awal kami itu kelahiran normal," tutur dr Sry Siswati.
"Apalagi kondisi bayi juga normal, dan selama pemeriksaan bayi juga masih belum bisa berbicara seperti yang berkembang di masyarakat," tambahnya.
Meski demikian, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi terhadap ibu dan bayi tersebut, untuk meluruskan informasi yang ada.
"Informasi ini sudah berkembang di masyarakat, oleh karena itu perlu diluruskan," ucapnya.
Terpisah, Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Enrekang H Amin Palmansyah menuturkan, masyarakat harus jeli menyaring informasi terkait kebenaran kabar tersebut.