Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tiba waktu ujian masuk Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Setu Abdul Hadi sudah berada di lokasi pada Rabu (12/7/2017) pagi.
"Kami berkumpul di dalam mobil merah. Mobil merk HRV. Sudah janjian," kata Setu saat dimintai keterangan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polsek Genuk, Kota Semarang.
Panitian ujian masuk Unissula menangkap Setu yang notabene adalah mahasiswa jurusan biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, lalu menyerahkannya ke polisi.
Menurut Setu, sebelum ujian ada ada enam orang di dalam mobil terdiri dari tiga perempuan termasuk Ririn, dan tiga pria termasuk Setu dan Andre.
Baca: Joki Tertangkap saat Ujian Masuk Unissula Ternyata Mahasiswa Aktif
"Andre itu setahu saya mahasiswa Unissula. Dia duduk di kursi kemudi saat kami kumpul. Total yang jadi joki ada lima orang, Andre menunggu di mobil," Setu membeberkan sindikat joki.
Sebelum beraksi, lima joki masing-masing menerima satu kartu ujian dan satu kartu identitas peserta (kartu OSIS).
"Ponsel dan dompet para joki itu ditinggal dalam mobil. Termasuk punya saya," sambung dia.
Tepat pukul 08.00 WIB, Setu beranjak ke ruang CBT Unissula. Dia membawa kartu OSIS dan kartu ujian atas nama Satria.
"Saya mendapat jatah mengerjakan ujian calon mahasiswa Fakultas Kedokteran, jurusan Kedokteran Umum," sambung pria asal Tegal ini.
Sebelum masuk ruang ujian, peserta wajib menandatangani daftar hadir dan pemeriksaan identitas.
"Panitia mencurigai saya, karena tak dapat menyebut tanggal lahir sesuai identitas Satria. Saya tak sempat menghapal tanggal lahir itu," beber Setu.
Setu pun diperiksa panitia hingga akhirnya mengakui sebagai joki.
"Kalau empat orang termasuk Ririn tadi bisa lolos pemeriksaan. Saya ingin mereka juga ditangkap," harap Setu.
Sementara itu, Kapolsek Genuk, Kompel Heru Eko berujar pihaknya akan mengembangkan kasus praktik perjokian itu. "Sedang kami telusuri," tegas Heru.