Manasik di tingkat kecamatan ini lebih detail, dan diikuti satu kali praktik.
Nuril berpesan kepada CJH, agar tetap menjaga norma ketimuran.
Khususnya norma warga Tulungagung, yang selama ini identik dengan sopan santun dan sabar.
Sebab di Tanah Suci nantinya CJH akan berkumpul dengan jemaah dari seluruh dunia.
"Misalnya kalau di masjid, kita mau melewati orang bilang nuwun sewu. Tolong itu tetap diterapkan di Tanah Suci. Karena selama ini disukai jemaah dari negara lain, karena kesopanan kita," tandasnya.
Sementara Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono mengatakan, ada empat tenaga kesehatan yang akan mendampingi CJH asal Kabupaten Tulungagung. Mereka terdiri dari satu dokter, dan tiga orang perawat.
Dari total CJH asal Kabupaten Tulungagung, 128 di antaranya dalam kondisi sakit. Mereka butuh pengawasan medis selama menjalankan ibadah haji.
"Selain mengawasi mereka yang sakit, tenaga medis yang disiapkan juga membantu jemaah yang sakit mendadak," ujar Bambang.