Laporan Wartawan Tribun Bali, Ratu Ayu Astri Desiani
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Warga Banjar Dinas Tegal Sari, Desa Bubunan, Kabupaten Buleleng, Bali menangkap seorang pelajar SMA, Kamis (27/7/2017).
Akibatnya, remaja berinisial SO (16) tersebut, babak belur saat hendak mencuri ayam milik seorang warga.
SO tak seorang diri.
Masih ada dua rekannya lagi, yang turut membantunya dalam melakukan aksi pencurian tersebut.
Mereka masing-masing berinisial KDH (15) dan KR (14).
Namun saat dikejar warga, KDH dan KR berhasil menyelamatkan diri. Mereka meninggalkan SO sendiri.
Malam itu, sekitar 10 orang warga yang tengah melakukan kegiatan ronda mencurigai gerak-gerik dari ketiga pelajar itu.
Mereka mencoba memantau SO, KDH, dan KR dari jarak jauh.
Baca: Seorang Ibu Aniaya Bayinya, Diduga Stres Ditinggal Pacar Bule
Benar saja, kecurigaan mereka terbukti.
Tepat di rumah Ketut Kawiyana, warga melihat SO dan KDH memasuki rumah korban.
SO meloncati tembok. Sedangkan KR, bertugas untuk memantau situasi di luar.
Melihat aksi tersebut, warga pun bergegas mengepung ketiga pelaku.
Namun kedatangan mereka berhasil diketahui oleh KDH dan KR.
Mereka berhasil kabur, meninggalkan SO seorang diri. Tak hayal, SO pun menjadi bulan-bulanan para warga.
Baca: PNS Telanjang Keliling Kampung Naik Motor akan Dirawat di RSUD Dadi Makassar
Setelah berhasil ditangkap, tangannya diikat tali plastik. Ia kemudian dihajar hingga babak belur.
Aksi main hakim ini berhasil dihentikan oleh salah seorang tokoh masyarakat di desa setempat.
Merasa prihatin dengan kondisinya, SO pun langsung digiring ke Mapolsek Seririt.
Kapolsek Seririt Kompol Loduwyk Tapilaha mengungkapkan, saat diserahkan ke kantor polisi, pihaknya langsung membawa SO ke puskesmas terdekat, untuk mengobati luka-luka di bagian wajahnya.
"Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengembangan dari tersangka SO, kami akhirnya berhasil menemukan dan menangkap KDH dan KR di rumahnya. Setelah dikembangkan lagi, ternyata SO dan KDR ini juga pernah mencuri burung Cilalongan di rumah milik seorang pensiunan kantor Pos, Ketut Kawiyana (67). Burungnya sudah dijual di derah Petemon seharga Rp 100 ribu," kata Kompol Luduwyk.
Koordinasi Bapas
Mengingat ketiga pelaku masih di bawah umur, polisi berupaya melakukan koordinasi dengan Balai Pemasyarakatan Anak (Bapas).
Kapolsek Seririt Kompol Loduwyk Tapilaha mengaku masih melakukan pengembangan apakah ada TKP lainnya atau tidak.
"Karena dibawah umur, kami konfirmasi ke Bapas untuk penanganan lebih lanjut. Karena ini ancamannya diatas lima tahun, kalau dideversikan bisa dibawah lima tahun. Saat ini kami masih melakukan pengembangan lagi, untuk mengetahui apakah ada TKP lainnya," kata Kompol Loduwyk.