"Hari pertama evakuasi saya sudah turun kebawa untuk menemui korban.
Namun karena tali yang ada hanya satu kami khawatir tidak akan mampu menahan beban.
Jika dipaksakan dikawatirkan akan putus dan membahayakan kami.
Melihat kondisi itu kami terpaksa naik dan menunnggu peralatan lain sampai," ujar Arindi kepada Sripoku.com.
Namun sebelum naik ke bibir kawah, Arindi sempat memerintahkan korban untuk turun ke lokasi yang lebih datar.
Saat korban hendak turun dengan cara bergelantungan, korban sempat terjatuh dengan ketinggian sekitar 5 meter.
"Saat jatuh korban sempat berteriak kesakitan.
Akhirnya kami perintahkan untuk tetap bertahan disana sampai besok pagi," cerita Arindi.
Pada Sabtu (19/8/2017) pagi, sekitar pukul 08.00 WIB tim kembali berusaha mengevakuasi korban.
Namun saat tiba dibibir kawah kabut tebal menyelimuti kawah.
Kabut tebal ini benar-benar menutupi tempat sekitar, sampai-sampai anggota tim pun merinding karena arom mistis kembali terasa.
Melihat kondisi itu tim memutuskan untuk menunggu kabut hilang dengan cara mengumandangkan adzan.
Setelah adzan selesai, tidak pelu waktu lama kabut langsung hilang.
"Sudah azan kami langsung turun untuk mengevakuasi korban," ujarnya.
Setelah kabut hilang, kondisi sempat berangsuraman, namun lagi-lagi anggota tim merasakan aura mistis yang lebih kental lagi.