News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernah Dianggap Musuh Negara dan Diburu TNI, Agus Wandi Kini Berkarir di Markas PBB

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agus Wandi

Akibat tindakannya yang kerap menentang dan menyuarakan ketidakadilan pemerintah terhadap Aceh, Agus Wandi pernah dicap sebagai musuh negara nomor satu oleh Danrem 012 Teuku Umar, Syarifuddin Tipe.

Baca: Bergetar Tangan Saya Disalami Presiden

Tindakannya yang paling menghebohkan adalah ketika ia menginterupsi Mendagri Syarwan Hamid dalam pidato resminya di Anjong Mon Mata, Pendopo Gubernur Aceh.

Kala itu Syarwan tergagap. Dan dia pun harus mengubah haluan bicaranya, sebagaimana maksud interupsi Agus Wandi, bahwa di Aceh telah terjadi kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat oleh negara.

Karena itu pula negara harus bertanggungjawab.

Memberikan briefing kepada Perdana Menteri Solomon Islands

Dalam tulisannya, "Mengenang SMUR, Mengingat Agus Wandi", pemerhati sosial politik Aceh M Alkaf menyebutkan Agus Wandi adalah aktivis Aceh yang menyuarakan perlawanan rakyat paling populer kala itu.

"Agus Wandi bahkan menjadi semacam jaminan atas aktivisme mahasiswa kala itu. Posisinya sebagai Sekjend SMUR, yang juga kemudian diposisikan sebagai juru bicara setiap aksi dari lembaga tersebut, bahkan membuatnya populer sekali," kata Alkaf, peneliti dari lembaga The Aceh Institute.

Pasca dianggap sebagai musuh negara, Agus Wandi menjadi aktivis paling diburu aparat TNI/Polri.

Baca: Sedihnya Sri dan Sang Suami Lima Jam Perjalanan ke Jakarta Tapi Tak Bisa Ambil Paspor

Sejak itu ia harus bersembunyi dari kejaran aparat bersama aktivis SMUR lainnya.

Termasuk rekan seperjuangannya, Kautsar, pentolan SMUR yang sekarang menjadi anggota DPRA dari Partai Aceh.

Tetapi Kautsar kemudian memilih menghilang ke pedalaman hutan Aceh, bahkan disebut-sebut bersembunyi di markas GAM.

Pasca Pemerintah RI dan GAM berdamai, nama Agus Wandi kembali muncul sebagai sosok anak muda Aceh progresif yang menghendaki perubahan.

Bersama pemimpin oposisi Solomon Islands

Ia bersama Thamren Ananda, Rahmat Djailani, Raihan Diani dan beberapa aktivis SMUR lainnya mendirikan Partai Rakyat Aceh (PRA) sebagai sebuah partai lokal.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini