News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

OTT Wali Kota Tegal

Baru Terungkap, Ternyata Siti Masitha Tengah Lakukan Ini saat Ditangkap KPK

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno keluar dari gedung KPK memakai rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan, di Jakarta, Rabu (30/8/2017). Siti Masitha Soeparno ditahan KPK usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) terkait kasus dugaan suap pembangunan infrastruktur rumah sakit umum daerah (RSUD). TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Petugas Komisi Pembe­rantasan Korupsi (KPK) menangkap Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno dalam operasi tangkap tangan (OTT), Selasa (29/8) pukul 17.50.

Operasi tangkap tangan itu berlangsung di rumah dinas wali kota, kompleks Balai Kota, Jalan Ki Gede Sebayu, Kota Tegal, Jawa Tengah.

Seorang petugas Satpol PP Kota Tegal Mufid mengatakan, Siti Masitha dibawa ke mobil usai memberikan pemaparan dan evaluasi pembangunan Kota Tegal di Gedung Adipura di Kompleks Pendopo Kota Tegal.

"Saat pemaparan, ada orang yang mengatakan dari petugas KPK mau menerobos masuk ke dalam ruangan. Saat itu, yang jaga saya," kata Mufid.

Baca: Polisi Telisik Proses Pembiayaan First Travel Terhadap Sejumlah Artis

Ia pun melarang mereka untuk masuk dengan alasan wali kota sedang melakukan pemaparan.

"Kemudian mereka mengatakan, akan mendobrak pintu. Mereka juga ngomong itu tugas negara," imbuhnya.

Meskipun demikian, ia tetap menghalangi petugas KPK yang berjumlah sekitar delapan orang itu.

"Mereka pun akhirnya mau menahan diri untuk tidak masuk ke ruangan. Mereka mau menunggu," ucap Mufid.

Tidak lama setelah itu, Masitha selesai memberikan pemaparan dan keluar dari ruangan.

Baca: PNS yang Di-nonjob-kan Masitha Girang Mendengar Arahan Gubernur Ganjar Ini

Kemudian, ia masuk ke dalam rumah dinas yang berada di sebelah Ruang Adipura.

"Petugas itu mengikutinya ke dalam rumah dinas. Setelah itu, bu wali keluar dengan diikuti petugas tersebut. Handphone bu wali juga dibawa," katanya.

Ia melihat delapan petugas itu menggunakan dua mobil, yakni Honda Jazz dan Toyota Kijang Innova.

Di kaca mobil tersebut terdapat gambar Pancasila berwarna emas.

Berdasarkan informasi, tidak hanya Masitha yang dibawa dalam OTT tersebut.

Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal Abdal Hakim Tohari dan Direktur Keuangan Cahyo Supriadi juga turut dibawa dalam OTT KPK itu.

Dari pantauan Tribun Jateng kemarin malam, pintu ruang kerja di dalam rumah dinas itu terlihat disegel, sedangkan seluruh pintu masuk sudah dikunci.

Informasi yang dihimpun, ada lima petugas KPK yang datang melakukan penangkapan.

Kabar yang beredar semalam, tim KPK bersama Masitha dan Abdal Hakim dalam perjalanan dari Tegal ke gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, untuk pemeriksaan intensif.

Menurut informasi, Siti Masitha kabarnya menerima suap sebesar Rp 300 juta terkait proyek fisik ICU RSUD Kardinah.

Selain mengamankan Bunda Sitha, penyidik juga menyita sejumlah uang yang diduga menjadi alat suap yang ditempatkan dalam sejumlah tas.

Sebelum menangkap Siti, penyidik KPK menyegel kantor RUSD Kardinah.

Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan timnya melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno atau Bunda Siti.

Namun ia menolak memberikan keterangan lebih lanjut.

"OTT yang di Jateng akan dirilis besok (hari ini —Red), karena penyidik kami perlu melakukan pemeriksaan 1 x 24 jam dulu untuk penentuan status hukumnya," kata Agus dalam pesan singkatnya kepada awak media.

Kembang api

Setelah berita OTT KPK terhadap Siti Masitha tersebar, sejumlah warga mendatangi rumah dinas Wali Kota Tegal di Kompleks Balai Kota Tegal, Selasa (29/8).

Mereka membentangkan spanduk bertuliskan 'Keadilan untuk Rakyat Kota Tegal'. Mereka juga berlompat-lompat bersuka cita dan mendengungkan teriakan-teriakan.

"Hidup rakyat," teriak mereka.

Sejumlah warga juga beberapa kali menyalakan kembang api di depan rumah dinas wali kota.

"Kami merasa sangat lega," kata seorang warga dari Komite Penyelamat Kota Tegal, Yuskon.

Menurutnya, Masitha pernah membuka acara tentang korupsi.

Ia meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah Kota Tegal tidak melakukan korupsi.

"Ternyata dia yang ditangkap. Kebenaran terungkap," ucapnya.

Ia menceritakan, ada sejumlah kebijakan yang dinilai kontroversial.

Misalnya, beberapa ASN dinonaktifkan, tidak digaji, dan jabatannya diturunkan tanpa surat keterangan (SK) pemberitahuan.

"Banyak kebijakannya yang tidak manusiawi. Misalnya beberapa ASN dinonaktifkan. Sudah kalah di PTUN Semarang dan PT TUN Surabaya tapi dia tetap ngotot. Hanya KPK lah yang mampu menghentikannya," ujar Yuskon.

Hingga semalam, sejumlah warga silih berganti datang ke Balai Kota Tegal. Petugas kepolisian juga tampak terlihat di lokasi. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini