News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tubuh Bocah Berusia 3 Tahun Terbakar 45 Persen

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jamaludin (3) saat mendapat penanganan di ruang tindak IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (3/9/2017).

Laporan Wartawan Tribun Bali Hisyam Mudin

TRIBUNNNEWS.COM, DENPASAR - Jamaludin (3) menangis kesakitan di ruang IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (3/9/2017).

Sebagian kulit Jamaludin terlihat mengupas setelah tubuhnya terbakar api.

Peristiwa nahas tersebut terjadi berawal dari keteledoran Ahmad (30) ayah Jamaludin yang saat itu sedang membakar sate di halaman rumahnya di daerah Panjer, Renon, Denpasar sekitar pukul 14.30 wita.

Jamaludin buah hatinya pun sedang bermain di dekat pemanggangan sate yang berisi arang api tersebut.

Jerigen yang berisi minyak spritus pun ditaruh di dekat pemanggangan sate. 

Baca: Gudang Barang Bekas di Surabaya Hangus Terbakar

Saat Ahmad menghidupkan api, seketika api menyambar minyak spritus yang berada dekat dengan pemanggangan sate.

Nahas, jerigen berisi 1 liter minyak spritus tersebut langsung meledak dan merambat hingga membakar Jamaludin yang sedang bermain.

"Kami mau bakar sate. Saat saya hidupkan api, spritus tersebut meledak dan merambat ke badan dia (Jamaludin), "ungkap Ahmad dengan mimik lirih.

Dikatakan Ahmad, insiden nahas yang menimpa buah hatinya tersebut membuatnya panik.

Baca: Honda Brio Terbakar Akibat Powerbank, Ini Pengakuan Pemilik

Pasalnya, api dalam hitungan detik langsung membakar sebagian tubuh Jamaludin.

Akibat peristiwa tersebut terjadi, Jamaludin mengalami luka bakar hingga 45 persen.

Luka tersebut diantaranya berada di bagian wajah, kedua tangan dan bagian dada.

Untuk mendapatkan penanganan cepat, Jamaludin pun dilarikan ke RSUP Sanglah, Denpasar.

Jamaludin mendapatkan penanganan medis di ruang tindakan IGD RSUP Sanglah, Denpasar.

Dikatakan Ahmad, berdasarkan keterangan tim medis, Jamaludin buah hatinya harus dirawat inap untuk mendapatkan penanganan intensif.

Sementara Ahmad dan keluarganya sendiri tidak mempunyai uang untuk biaya rumah sakit.

"Disarankan dokter untuk dirawat inap. Tapi kami tidak punya uang untuk biaya rumah sakit. Untuk makan saja kami sangat susah. BPJS juga kami gak punya. Bagaimana mau urus BPJS,  kami gak punya kipem. Kantor untuk urusin itu pun saya tidak tahu. Saya maunya dibawa pulang biar kami rawat dirumah," kata Ahmad yang kesehariaanya berjualan barang mainan anak-anak di lapangan Renon tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini