Laporan Wartawan Surya Fatkul Alamy
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Muhammad Iqbal Ubaidillah (15), santri Ponpes Darussallam
Tambak Anakan Surabaya yang tewas diduga dianiaya temannya, ternyata kerap di-bully oleh teman-temannya sesama Ponpes.
Farman (36), ayah almarhum Iqbal mengaku, anaknya itu sudah belajar di Ponpes Darussalam selama tiga tahun sejak 2014. Saat ini Iqbal duduk di kelas XII SMP.
Farman memutuskan mememondokan Iqbal ke Ponpes Darussallam, semata-mata untuk belajar ilmu agama.
Kendati kerap di-bully dan perlakukan tak enak dari temannya.
Baca: Ponpes Darussalam Martapura Jadi Contoh Eco Pesantren
"Saya sering mendapat keluhan dari anak, sering diolok-olok, di-bully, pakaian di Alfamart dan uang hilang, dan diminta beli jajan atau makanan. Kalau tidak mau, anak saya dipukul. Tapi saya selalu pesan ke anak, yang sabar dan fokus belajar mencari ilmu saja," aku Firman saat ditemui di rumahnya Jl Kejawan Putih tambak VI/39 Surabaya, Senin (4/9/2017).
Menurut Firman, anaknya itu sejatinya pendiam dan tidak macam-macam.
Dirinya bertemu kali terakhir di Ponpes Darussallam, Sabtu (3/9/2017) malam.
Tujuan mengunjungi anaknya, untuk memberikan uang saku.
"Saya selalu rutin memberi uang saku ke anak. Jadi tidak pernah kekurangan uang," jelas Farman.
Baca: Pembunuhan Pegawai BNN Terungkap, Pelakunya Suami Korban
Iqbal merupakan anak pertama dari pasangan Farman (36) dan Muyasaroh (36). Dua anak lainnya, yakni Dafa masih kelas 6 SD dan Adira masih TK.
Selepas belajar di Ponpes Darussallam, sejatinya Iqbal bakal meneruskan belajar di salah satu Ponpes di Ngawi.
"Begitu lulus dari Darussallam, Iqbal sudah saya siapkan belajar di Ponpes di Ngawi bersama anaknya yang juga akan lulus SD. Anaknya sudah setuju," cetus Farman.
Seperti diberitakan, almarhum meninggal di RS Dr Soewandhie Surabaya, Minggu (3/9/2017) pagi. Ia meninggal diduga dianiaya teman-temannya di Ponpes.