TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegawai Balai Diklat BNN, Indria Kameswari (38), tewas mengenaskan dengan luka tembak di punggung di rumah kontrakannya, Perumahan River Valley, Bogor, Jawa Barat, pada Hari Raya Idul Adha, 1 September 2017.
Pelakunya diduga kuat adalah suaminya, Mochamad Akbar (38), yang menurut tetangga kabur sesaat mayat Indria ditemukan tewas.
Hasil penyidikan sementara Polres Bogor, diduga kuat motif pembunuhan terhadap Indria Kameswari oleh suaminya adalah masalah keributan atau cekcok di dalam rumah tangga.
Seiring ditangkapnya AM di Batam, Kepri, keluarga masing-masing saling memberi pembelaan untuk Indria dan Akbar.
Bahkan, kakak Akbar, Siti Nuraeni, menyerahkan rekaman kepada polisi berisi keributan diduga Indria dan Akbar yang terjadi pada Februari 2017 lalu.
Dalam rekaman suara tersebut, diduga Indria melontarkan cacian dan pukulan kepada suaminya saat menagih mobil dan rumah mewah.
Baca: Asyah Menyesal Abdul Malik Tak Ceraikan Indria Sampai Akhirnya Terjadi Pembunuhan
Dari rekaman tersebut Indria terkesan sebagai sosok istri cantik dan antagonis, yakni temperamental yang menuntut materi dari suami.
Kepala Balai Diklat BNN, Sindhu Setiatmoko membantah pemberitaan mengenai sosok negatif Indria Kameswari tersebut.
Ia menceritakan, Indria bergabung dengan Balai Diklat BNN di Lido, Bogor, Jabar, sejak Oktober 2015. Sebelumnya, dia merupakan bertugas di BNN Kabupaten Garut, Jabar.
"Betul, sejak bertugas di Diklat BNN Lido dia sudah bersuami dengan MA," ujar Sindhu.
Menurut Sindhu, Indria merupakan pribadi yang terbilang menyenangkan, energik dan terkadang humoris, baik dalam hubungan dengan atasan maupun teman sesama pegawai lainnya.
Indria tidak pernah melakukan pelanggaran etik maupun terlibat masalah seperti keributan dengan sesama pegawai selama hampir dua tahun bertugas di Kantor Balai Diklat BNN.
Baca: Dikenal Supel dan Ramah, Pakaian dan Perhiasan yang Dikenakan Indria Tak Terlihat Mewah
"Dia tidak pernah ribut. Orangnya cukup sopan dengan atasan," jelas Sindhu.
Sepengetahuan Sindhu, Indria tidak pernah berkata kasar atau mempunyai sifat jutek di lingkungan kerja di Balai Diklat BNN.
"Oh enggak ada, enggak ada. Dia enggak pernah slek sama teman. Yang jelas, pribadinya menyenangkan, humoris. Ribut enggak pernah. Bicaranya sopan, bicaranya logat Sundanya kental. Tapi, enggak judes," kata Sindhu.
Selain itu, kata Sindhu, pakaian maupun perhiasan yang dikenakan oleh Indria saat bekerja juga tidak terlihat mewah.
"Menurut saya penampilannya wajar yah. Makanya (kesan Indria materialistis) di pemberitaan itu terlalu dibesar-besarkan," kata dia.
"Enggak bermerek pakaiannya, wajar saja. Memang penampilannya bagus. Tapi, dia enggak pernah show off seperti perhiasan segala, itu enggak," imbuhnya. (coz)