TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Sejumlah pelajar di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Malang, belum lama ini terungkap memiliki kebiasaan menghisap vape atau rokok elektrik.
Terungkapnya hal ini, membuat jajaran Polres Malang berinisiatif mengambil tindakan. PS Kasubag Humas Polres Malang, Ipda Ahmad Taufik mendampingi Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung menjelaskan, jajaran Polres Malang telah menerima laporan sejumlah anak-anak di salah satu SD menghisap Vape di halaman belakang sekolahnya waktu jam istirahat.
Hal itu diketahui oleh salah satu guru Sekolah yang curiga dengan anak didiknya yang bergerombol berasap dan ternyata menghisap sesuatu.
"Guru tersebut terkejut dengan apa yang dilihatnya, dimana para siswa itu sedang menghisap Vape. Dan pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan jajaran Polsek setempat," kata Ahmad Taufik, Selasa (12/9/2017).
Menindaklanjuti laporan pihak Sekolah tersebut, dikatakan Taufik, jajaran Polsek langsung meluncur ke sekolah.
Anggota Polsek jajaran yang datang ke Sekolah tidak serta merta melakukan tindakan tegas terhadap anak-anak.
Dengan pendekatan khusus, jajaran Polsek mengajak bicara anak- anak sekaligus para orang tua mereka yang didatangkan ke Sekolah tersebut.
"Dari perbincangan tersebut akhirnya bisa diketahui siapa otak perbuatan itu, yakni satu siswa kelas VI SD tersebut," ucap Taufik.
Dari pengakuan salah satu siswa itu, papar Taufik, dia mengetahui cara meracik Vape dari teman-teman anak punk yang dikenalnya, juga dari media sosial (Medsos).
Sedangkan siswa lain hanya ikut-ikutan karena selalu dipengaruhi oleh siswa temannya peracik Vape.
"Sebagai tindak lanjut, jajaran Kepolisian memberikan nasihat dan peringatan keras kepada para siswa bersangkutan dan teman-temannya," tandas Taufik.
Anggota kepolisian, tambah Taufik, juga memberikan imbauan kepada para orang tua agar meningkatkan perhatian kepada anak-anaknya.
Seharusnya, orang tua mengetahui dengan siapa anak-anak mereka berteman. Orang tua juga wajib mengetahui perkembangan media sosial yang difollow oleh anak-anaknya.
Demikian pula untuk para guru di sekolah, imbuh Taufik, diharapkan tidak hanya datang sebagai pengajar namun juga menempatkan diri sebagai seorang pendidik dan orang tua kedua bagi anak-anak ketika di sekolah.
"Perlu adanya sinergi yang baik dari semua komponen pendidikan untuk antisipasi hal-hal seperti itu agar tidak terulang kembali atau berkembang luas," tutur Taufik yang tidak memberikan keterangan data rinci atas kasus menghisap Vape dikarenakan menyangkut anak-anak.