"Isinya macam-macam. Soal ilmu padi, pengobatan alternatif, dan ilmu kehidupan. Memang belum ada rangkuman soal Alquran di naskah ini. Soalnya naskah dibuat sebelum Alquran turun," ucapnya seraya menyebut dalam naskah juga tertulis soal nabi-nabi yang membawa kitab.
Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, tadi pagi pukul 05.05 WIB, Jumat (15/9/2017).
Walau Islam belum tertulis dalam naskah, tanda-tanda soal Islam sudah tertuang dalam naskah itu.
Bahkan ia menyebut zaman praislam itu dengan sebutan agama Sunda Wiwitan yang memang melekat di tanah sunda.
Ujang menambahkan, naskah itu diperkirakan dibawa oleh Kerajaan Pajajaran.
Sampai saat ini, penelitian terhadap tiga naskah kuno itu masih belum selesai.
Ia pun terus merawat naskah tersebut agar bisa diterjemahkan.
"Ada ritualnya dalam merawat buku. Seminggu empat kali dirawat dengan cara dikasih asap kemenyan. Jadwalnya itu hari Senin sama Kamis setiap pagi, terus Rabu dan Minggu setiap sore," katanya yang baru saja mendapat penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka sebagai pelestari naskah kuno yang diberikan Perpustakaan Nasional, Selasa (12/9/2017).
Selain naskah kuno, di Situs Kabuyutan Ciburuy juga terdapat benda peninggalan lainnya.
Berupa keris, kujang, trisula, hingga gunting.
Semuanya merupakan peninggalan zaman kerajaan praislam.
Berita ini sudah dimuat di Tribunjabar.co.id dengan judul: Wow! Ada Naskah Kuno Berisi Rangkuman 3 Kitab Dunia di Situs Kabuyutan Ciburuy