Menurutnya, pemeriksaan awal memang diperlukan sebelum pemberian vaksin MR.
Dengan masa kampanye 2 bulan, maka pasien yang sakit bisa ditunda dulu pemberian vaksinnya.
Imunisasi, lanjutnya, tidak cuma memberikan benteng untuk individu.
Lewat pemberian imunisasi masal, masyarakat juga terlindung dari penyakit tertentu.
Bahkan, penyakit tersebut bisa musnah.
’’Salah satu contohnya, Indonesia bebas polio sejak 2014. Hilangnya bukan karena kemajuan zaman atau sanitasi dan fasilitas yang makin bagus. Tapi karena vaksin,’’ terang Dominicus Husada.
Dia menambahkan, program pemberian vaksin terbaru MR merupakan langkah untuk memberantas campak (measles) sekaligus rubella atau campak jerman.
Terutama untuk anak-anak usia 9 bulan-15 tahun.
Spesialis anak RSUD dr Soetomo itu menjelaskan bahwa pemberian vaksin tersebut telah terbukti efektif.
’’Buktinya, benua Amerika sudah bebas rubella. Target kami, rubella (musnah) dulu, baru campak,’’ ujarnya.
Menurut Dominicus Husada, vaksin MR yang ada kini sifatnya wajib.
Berbeda dengan vaksin MMR (measles, mumps, rubella) yang sifatnya direkomendasikan.
Sayangnya, pemberian vaksin MR ini masih bersifat one-way alias hanya disediakan satu pintu, yakni pemerintah sehingga rumah sakit swasta harus merujuk pasiennya ke puskesmas atau rumah sakit pemerintah untuk mendapat vaksin ini.
Liputannya, lihat tayangan video di atas. (*)