TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Meski status Gunung Agung ditetapkan ke level IV (awas), Putu Supriyadi bersama beberapa warga Desa Besakih lainnya nekat kembali ke desa.
Mereka nekat kembali ke rumah masing-masing karena kebingunan dan kepikiran hewan ternaknya.
"Petugas meminta warga jam satu siang harus sudah turun. Tapi karena punya ternak, kami harus balik ke desa. Kami mengambil risiko ini meskipun takut," kata Putu Supriyadi ditemui di Desa Besakih, Sabtu (23/9/2017).
Supriyadi dan warga Besakih lainnya kebingungan terkait ternak sapi yang mereka tinggal mengungsi.
"Pagi dan sore kami nekat balik ke desa. Kalau tidak seperti itu, siapa yang memberi makan ternak kami. Hanya ternak itu satu-satunya harta kami," ujar Supriyadi.
Baca: Beberapa Kali Gempa Guncang Bali, Berpusat di Karangasem, Terasa Hingga Denpasar
Warga yang ditemui di seputaran Desa Besakih pun meminta pemerintah melalui dinas terkait membantu warga mengevakuasi hewan ternak.
Pemerintah diharapkan bisa memfasilitasi terkait penjualan ternak mereka.
"Kendala sekarang adalah ternak kami. Kami harap pemerintah segera memfasilitasi bagaimana mekanisme evakuasi atau mekanisme jika kami menjual ternak. Ada pembeli tapi harganya terlalu rendah. Dari pada dijual murah, lebih baik dibiarkan mati," imbuh warga lainnya, Mangku Gelgel.
Mangku Gelgel, memperkirakan jumlah ternak yang ada di Desa Besakih sekitar 7 ribu ekor sapi. Sebagian sudah ada yang dijual oleh pemiliknya dengan harga murah.
"Dari harga normal Rp 10 juta, dibeli dengan harga Rp 3 juta. Warga kebingungan mikirin ternaknya," jelas pria yang memelihara tiga ekor sapi ini.