News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sembilan Desa di Ponorogo Alami Kekeringan

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi kekeringan

Laporan Wartawan Surya Rahadian Bagus

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Hujan deras menguyur Ponorogo selama tiga hari terakhir dalam mingggu ini belum begitu berdampak pada kebutuhan air bersih warga di sejumlah desa yang kekeringan.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan bak penampungan yang disediakan BPBD belum terisi. Begitu juga sejumlah sungai di sejumlaH desa masih kering.

“Belum berdampak. Mungkin hujannya tidak terlalu sering,” kata Budi saat dihubungi, Sabtu (30/9/2017) siang.

Dikatakannya, hingga kini, distribusi air masih tetap berlanjut karena masih banyak desa mengalami kesulitan air bersih.

Total, sebanyak 1.350.000 liter air bersih telah didistribusikan BPBD Ponorogo ke sejumlah desa yang mengalami kekeringan sejak akhir Juli 2017 hingga akhir September 2017.

Baca: Distribusi Air Bagi Warga Yang Alami Kekeringan

Air bersih sebanyak 1.350.000 liter itu didistribusikan kepada 3625 keluarga di tujuh kecamatan di Ponorogo.

BPBD mencatat telah memasok air bersih sebanyak 77 kali dan dalam setiap kali dropping sebanyak 5 truk tangki.

Pihaknya telah menambah truk tangki untuk pendistribusian air bersih, dari yang awalnya tiga truk menjadi lima truk. Bahkan, saat ini sudah tujuh truk tangki yang disiapkan untuk distribusi.

Saat ini ada sembilan desa yang mengalami krisis air bersih. Di antaranya, Desa Duri, Desa Tugurejo, dan Desa Kambeng di Kecamatan Slahung. Desa Suren di Kecamatan Mlarak.

Desa Mrican di Kecamatan Jenangan. Desa Tulung di Kecamatan Sampung. Desa Karangpatihan di Kecamatan Pulung. Desa Dayakan di Kecamatan Badegan dan Desa Ngendut di Kecamatan Balong.

Baca: Dua Hektar Hutan di Wilayah Desa Ngilo-ilo Ponorogo Terbakar

 Budi menambahkan, kepada masyarakat Ponorogo agar waspada menjelang peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Sebab, peralihan musim biasanya dibarengi dengan bencana alam puting beliung dan tanah longsor.

Sebelumnya, pada Rabu (27/9/2017) terjadi puting beliung menerpa Desa Bungkal hingga merusak empat rumah. Selain itu, sejumlah titik dilaporkan telah mengalami longsor meski intensitasnya kecil.

“Tanah yang kering dan merekah, bila terkena hujan tanah itu mudah longsor,” imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini