TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Mungkin tak banyak yang menyangka ada bangunan bernilai sejarah tinggi ketika melewati satu jalan di Desa Wonocatur tepatnya RT 13/RW 26 Banguntapan, Bantul.
Tepat diĀ suatu simpang tiga di ruas Jl Wonocatur sebelah timur Pasar Bantengan.
Wajar, karena dilihat dari jalan, satu bagian bangunan tersebut hanya berupa tembok tua yang tak lagi utuh.
Di beberapa sisi tembok setebal sekitar 40 sentimeter, tampak retakan dan bahkan bekas patahan.
Lumut dan bercak tanah tampak menempel di sisi sana-sini tembok.
Tapi sebenarnya di bawah tembok itu, termasuk di bawah jalan aspal tersebut inti bangunan bersejarah itu berada, sejatinya bangunan tersebut adalah satuĀ pesanggrahan peninggalan era Sultan Hamengkubuwono II.
Orang sekitar sejak puluhan tahun lalu menyebutnya Goa Siluman.
Tak ada yang tahu pasti asal penamaan Goa Siluman.
Tapi dari penuturan salah satu warga sekitar, Seno, pemakaian kata goa karena di bawah jalan aspal terdapat lorong yang bentuknya seperti goa.
Tambahan istilah siluman konon ada gudang pembuatan senjata rahasia di sana.
Seno yang kerap dimintai tolong orang untuk berdoa dalam goa mengatakan dulunya goa siluman identik dengan dunia mistis.
"Pernah ada tukang becak mengantar nona muda ke goa saat malam, ia disuruh menunggu tapi nona tersebut tak kunjung tampak sampai keesokan paginya," kata Seno.
Atau cerita yang banyak beredar tahun 80 an.
Saat pedagang pasar dipanggil karena ada yang ingin membeli dagangannya di sekitar goa.
Saat dicari sumber suara, tak ada satupun orang.
Ada kepercayaan, jika pegadang bisa melihat wujud makluk yang bersuara itu, dagangannya akan laris.
Namun menurut Seno, cerita-cerita itu makin memudar.
Dan sampai saat ini tak pernah terdengar lagi cerita mistis.
Hanya saja, masih banyak orang yang kerap datang ke goa siluman untuk sekedar berdoa, menuntut ilmu atau tirakat dengan tidur beberapa hari di dalam goa siluman. (TRIBUNJOGJA.COM)