TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO -- Terobosan inovasi teknologi penyaluran bantuan sosial non tunai terus dilakukan Kementerian Sosial bersama Himpunan Bank Negara (Himbara).
Bila sebelumnya, diluncurkan mesin electronic data capture (EDC) berbasis sistem operasi android, maka kini Kementerian Sosial bersama BNI meluncurkan EDC offline guna semakin meluaskan jangkauan dan memudahkan penyaluran bansos non tunai.
Peluncuran EDC offline tersebut dilakukan di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Minggu (22/10/2017).
"Jadi di wilayah yang sinyalnya lemah atau tidak ada sinyal sama sekali pencairan secara non tunai dapat tetap dilakukan," ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah mengungkapkan, Sebelumnya penggunaan EDC sangat mengandalkan sinyal selular. Namun, dengan keberadaan EDC offline ini maka hambatan tersebut dapat teratasi. Mengingat masih adanya wilayah di Indonesia yang berkategori blankspot.
" Sistem kerja EDC offline dengan menggunakan KKS digesek pada mesin EDC lalu diverifikasi melalui e ktp dan finger print. Sangat simple karena tidak harus bergantung pada sinyal karena data penerima sudah diinput terlebih dahulu kedalam EDC," paparnya.
Khofifah mengatakan, transformasi dari online menjadi offline ini menjadi bagian dari inovasi teknologi baru penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dilakukan Kementerian Sosial bersama himbara. Tujuannya adalah meluaskan jangkauan layanan kepada penerima manfaat dengan kualitas pelayanan yang setara , aman dan terjaga.
"Kondisi geografis Indonesia belum memungkinkan untuk seluruh wilayah menerapkan sistem online. Intinya agar semua menjadi mudah," imbuhnya.
Khofifah mengatakan, revolusi bansos non tunai yang dilakukan Kementerian Sosial ini merupakan wujud implementasi instruksi Presiden Jokowi pada April 2016 lalu yang kemudian dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontunai.
Presiden, kata Khofifah, meminta agar bantuan sosial ke depannya tidak lagi diberikan dalam bentuk tunai namun melalui sistem perbankan. Hal tersebut sesuai dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusif.
Karenanya, Khofifah yakin penyaluran secara non tunai yang dilakukan Kemensos mampu mengerek kenaikan indeks keuangan inklusif hingga 75 persen di tahun 2019 dari posisi tahun 2014 tercatat 36%. Bank Indonesia (BI) sendiri memprediksi tingkat inklusi keuangan pada tahun 2017 ini mencapai 50%- 60%. Angka ini berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan oleh pihak bank sentral.
Menurut Khofifah, teknologi yang dibenamkan dalam Kartu Keluarga Sejahtera dengan fitur saving account dan e- wallet adalah yang pertama di dunia. Fitur e-wallet yang terdapat dalam KKS memungkinkan pengelompokkan nominal bantuan beserta peruntukkannya. (*)
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
[10:24 AM, 10/23/2017] Nomerku: