TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bupati Trenggalek, Emil Elistyanto Dardak tercatat masuk dalam bursa cawagub pendamping Khofifah Indar Parawansah di Pilkada Jawa Timur 2018.
Sebagai kepala daerah muda, Emil Dardak dianggap mampu menandingi Abdullah Azwar Anas yang digandeng Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Namun munculnya nama suami artis Arumi Bachsin itu ditanggapi dingin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P) Jatim. Bahkan PDI-P Jatim mengeluarkan "warning" atau peringatan. Jika Emil maju mendampingi Khofifah, maka sanksi tegas PDI-P menanti Emil.
"Emil Dardak adalah kader PDI-P yang memiliki kartu tanda anggota. Bahkan sebelum menjadi Bupati Trenggalek, Emil juga pernah ikut sekolah kader di PDI-P," kata Sekretaris PDI-P Jatim, Sri Untari, dikonfirmasi Minggu (22/10/2017) malam.
Sebagai kader partai, sambung dia, siapapun wajib tunduk pada keputusan partai. Di Pilkada Jatim 2018, PDI-P sudah menunjuk Gus Ipul-Azwar Anas sebagai cagub dan cawagub yang yang harus didukung dan dimenangkan.
"Sebagai kader partai, saya rasa sudah tahu apa sanksinya jika tidak patuh kepada keputusan politik partai, bisa-bisa ada pemecatan," jelasnya.
Namun Sri Untari mengaku tidak yakin, Emil Dardak akan maju mendampingi menteri sosial di Pilkada Jatim.
Soal Pilkada Jatim, semua sudah dibicarakan dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Bahkan Emil Dardak adalah salah satu kepala daerah yang dipanggil khusus oleh Megawati untuk membicarakan Pilkada Jatim.
Nama calon wakil Khofifah sendiri saat ini masih digodok oleh tim 9 kiai. Ada 8 nama yang dikaji dari kalangan politisi, birokrat, kepala daerah, akademisi, hingga pensiunan TNI. Nama pendamping Khofifah akan diumumkan sebelum 15 November mendatang. (Kontributor Surabaya, Achmad Faizal)
Berita ini sudah tayang di kompas.com berjudul: Emil Dardak Masuk Bursa Pendamping Khofifah, PDI-P Beri Peringatan