Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM,SLAWI - Foto yang menampilkan siswi bercadar saat kegiatan belajar mengajar di kelas jadi heboh di media sosial.
Foto itu langsung jadi viral. Tertulis di keterangan foto (caption) itu SMK Attholibiyah Bumijawa Kabupaten Tegal.
Saat ditelusuri, sekolah tersebut berada di lereng Gunung Slamet.
Butuh perjalanan selama satu setengah jam untuk menuju lokasi dari pusat pemerintahan Kabupaten Tegal.
SMK terletak tiga kilometer dari jalan besar yang merupakan jalur alternatif Bumijawa- Brebes.
Jalan menuju ke sana tidak begitu besar hanya sekitar 2,5 meter lebar jalan.
Jalan juga rusak parah, hingga seperti batu yang ditata.
SMK Attholibiyah terletak di Jalan Mobok Karsih Desa Muncanglarang RT 001 RW 004 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.
Bangunan SMK berada di kompleks Pondok Pesantren Attholibiyah. Di situ juga terdapat bangunan Madrasah Tsanawiyah yang berada di sisi depan menghadap ke jalan.
Sedangkan gedung SMK letaknya agak masuk ke kompleks itu. Gedung SMK terdiri dari dua lantai, atas dan bawah.
"Lantai atas untuk laki- laki dan bawah perempuan," kata Kepala Sekolah SMK Attholibiyah, Kustanto Widyamoko, saat ditemui, Senin (30/10/2017).
Kompleks sekolah tampak masih asri dengan dikelilingi rimbunnya pepohonan serta berada di dataran tinggi.
Kustanto mempersilakan untuk melihat kondisi sekolah dan proses belajar mengajar untuk mengecek kebenaran foto yang jadi viral itu.
Pria berpeci hitam itu memandu kami masuk ke kelas X. Pintu kelas pun diketuk.
Ia membuka daun pintu sebentar kemudian ditutup kembali.
"Nanti tunggu dulu. Belum pada pakai cadar," ucapnya.
Saat masuk ke ruang kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) itu, semua siswi memakai cadar hitam semua.
Seragam mereka sama seperti siswi SMK lainnya dengan bawahan abu- abu dan atasan putih beserta lambang osis di dada dan identitas sekolah.
Begitu juga dengan kerudung, sama seperti yang dikenakan siswi di sekolah lain, hanya saja ada tambahan kain cadar yang menutupi wajah mereka hingga hanya terlihat kedua mata mereka.
Mereka menyambut dengan anggukan kepala serta suara tertawa lirih.
"Foto (yang beredar di media sosial) itu benar. Siswi sudah setahun atau dari 2016 memakai cadar, sebelumnya tidak," kata Kustanto.
Menurutnya, siswi yang memakai cadar itu merupakan santri pondok pesantren yang memang diwajibkan oleh pengurus pondok untuk memakai cadar.
"Siswi MTs ada yang tidak pakai cadar karena mereka bukan santri sini. Tapi kalau siswi SMK, seratus persen merupakan santri di pondok pesantren Attholibiyah," jelasnya.
Begitu juga dengan guru perempuannya, guru yang juga mengajar atau mengurusi pondok, pasti memakai cadar.
Namun, guru yang dari luar dibebaskan, boleh pakai boleh tidak.