Laporan Wartawan Pos Kupang Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Kekerasan pada siswi SMP kembali terjadi dan berujung pada penyelesaian secara adat di Manggarai Timur.
Kornelis Ndawa, guru Bosda di SMPN 1 Lamba Leda memukul siswi di sekolahnya menggunakan rotan.
Awalnya, Ndawa memakai rotan memukul siswa lain tapi ujung rotan justru mengenai mata kiri siswi bernama Marselina Juten.
Akibatnya, mata Marselina terluka lalu harus menjalani pengobatan dan perawatan di rumah sakit dan dokter mata.
"Ada guru bosda di SMPN 1 Lamba Leda, Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Matim pada tanggal 14 September 2017 pukul 16.00 wita memukul siswa pakai rotan. Guru ini pukul siswa lain pakai rotan tetapi ujung rotan mengenai mata Marselina sehingga bengkak dan berdarah," ujar Kadis P dan K Matim, Dra Fredrika Soch kepada wartawan di ruang kerjanya,Rabu (1/11/2017) siang.
Baca: Dua Waria Aniaya Siswa SMP Hingga Luka Parah
Orangtua Marselina yang juga guru SD bernama Sebastianus Juten tidak terima, bahkan sempat lapor polisi di Polsek Lamba Leda.
Namun kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Ia menjelaskan, laporan siswi SMPN 1 Lamba Leda dipukul sampai matanya terluka sudah disikapi dinas.
"Begitu saya dengar laporan dari orangtua siswa. Saya langsung panggil kepala sekolahnya dan guru bosda tersebut," katanya.
Fredika lalu menghentikan guru tersebut sebagai guru bosda di SMPN 1 Lamba Leda dengan membuat SK pemberhentian.
Ia mengungkapkan, dirinya tidak mau disebut dan dibilang melindungi guru yang melakukan kekerasan terhadap anak didik.
"Langkah tegas sudah sering saya ambil.Guru yang kontrak daerah kalau melakukan kekerasan saya langsung pecat.Saya tidak mau orang bilang saya lindungi guru. Saya ambil sikap tegas biar guru yang lain buka mata dan jangan lakukan kekerasan terhadap siswa," ujarnya.