TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) masih optimis dapat menggandeng Partai Demokrat untuk membentuk poros koalisi baru di pemilihan gubernur Jatim 2018 mendatang.
Bahkan, sekalipun Demokrat ada kecenderungan akan ikut mengusung Khofifah Indar Parawansa, partai besutan Prabowo Subianto ini menyebut pihaknya masih memiliki peluang untuk satu gerbong koalisi.
Berdasarkan penjelasan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jatim, Abdul Malik, pihaknya bahkan tengah menyiapkan skenario untuk mengambil bakal calon wakil gubernur (bacawagub) dari Demokrat.
”Ada beberapa tawaran yang akan kami berikan kepada Demokrat. Termasuk untuk jabatan bacawagub,” tandas Malik pada acara temu jurnalis, Kamis (2/11/2017).
Oleh karena itulah, pihaknya masih akan menunggu sosok bacawagub Khofifah yang rencananya akan diumumkan dalam waktu dekat.
Nantinya, apabila sosok wakil Khofifah bukan merupakan implementasi kader Demokrat, Gerindra akan langsung mengajukan penawaran kepada Demokrat tersebut.
”Kami mendengar kabar bahwa Ibu Khofifah bersama dengan Tim 9 (tim perumus Bacawagub Khofifah) akan mengumumkan pada 5 November 2017. Oleh karena itu, apabila Demokrat gagal satu poros dengan mereka, kami akan melakukan gerak cepat,” ujar Dewan Pembina Kongres Advokat Indonesia (LBH-KAI) Jatim ini.
Disinggung soal nama kader Demokrat yang akan dilamar sebagai sosok wakil gubernur dari Gerindra, Malik enggan menjelaskan secara detail.
”Sudah ada pembicaraan dengan antara DPD Jatim dengan pengurus DPP. Ada beberapa nama yang disebut,” jelasnya.
Demokrat memang memiliki beberapa kader internal yang kerap kali mengemuka untuk digadang menduduki bacawagub.
Ketua DPD Demokrat Jatim, Soekarwo, bahkan menyebut ada tiga nama mantan kepala daerah yang kini menjabat sebagai birokrat di lingkungan pemrov Jatim untuk bisa diusulkann menduduki jabatan “Jatim 2”.
Meskipun bukan kader asli Demokrat, ketiga figur ini bisa mengimplementasikan partai berlambang bintang mercy ini.
Pertama, Heru Tjahjono, mantan Bupati Tulungagung dua periode yang kini menjabat Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan.
Lalu, juga terdapat nama Harsono, mantan bupati Ngawi dua periode yang saat ini duduk sebagai Direktur Utama RSU Dr Soetomo.
Ada pula nama Nurwiyatno, Kepala Inspektorat Jatim, yang pernah menjabat PLT Walikota Surabaya.
Hingga Maskur, mantan Kepala Dinas Peternakan Jatim, yang pernah menjabat PLT Bupati Ponorogo.
Maskur kini juga menjabat Wakil Ketua DPD Demokrat Jatim.
Di luar nama ini, ada pula putra Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga sebelumnya mencalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono.
Disinggung soal peluang nama-nama tersebut, Malik mengatakan bahwa masing-masing figur memiliki potensi terpilih yang sama besar.
”Tentu ada beberapa pertimbangan lain,” lanjut Kabiro Hukum Pemuda Pusura ini.
Lalu, siapakah sosok bakal calon gubernur (bacagub) yang nantinya akan diusung oleh poros bentukan Gerindra ini?
Malik kembali menyebut nama Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, La Nyalla Mattalitti sebagai bacagub dari poros yang rencananya berisi Partai Amanat Nasinal (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan juga Demokrat ini.
”Sebenarnya, usulannya ada empat calon. Yakni, Saifullah Yusuf, Khofifah, M Nuh, dan Nyalla. Namun, Gus Ipul dan Khofifah sudah berangkat dengan poros partai lain. Serta M Nuh juga belum melakukan komunikasi apapun dengan kami. Sehingga, kini tinggal nama Pak Nyalla,” imbuhnya.
Lebih lanjut, apabila nantinya bacawagub Khofifah merupakan kader dari Demokrat, Gerindra telah menyiapkan langkah antisipasi.
Sosok bacawagub akan menjadi jatah partai pengusung lainnya, di antaranya PAN atau pun PKS.
“Kesepakatan kami dengan PAN (untuk membentuk poros baru) telah mencapai (95 persen). Kini, tinggal mematangkan sosok wakil gubernurnya saja,” pungkasnya.