Dikatakannya, semuanya berubah seperti sebuah mukijizat. Tiba-tiba anaknya tidak perlu datang ke dokter dan tukang pijat.
Si bayi mendadak sehat wal afiat, dan tidak pernah sakit-sakitan seperti sebelumnya.
“Dari situ, saya sangat bersyukur sekali. Saya menyadari nama anak saya tidak sebagus teman-temannya. Tapi, bagi saya apalah arti sebuah nama, jika anak saya sakit-sakitan. Tidak masalah namanya polisi, yang penting dia sehat sampat sekarang,” papar dia.
Ia mengaku banyak dihujani hujatan dan cemooh dari para tetanggannya. Kata dia, saat itu, tetangga dan temannya ataupun teman suaminya, selalu mengejek anaknya yang diberi nama polisi.
Namun, ia mengaku berusaha untuk tidak memikirkannya. Prinsip dia, anaknya sehat dan tidak sakit-sakitan itu sudah lebih dari cukup.
“Memang berat, tapi mau bagaimana lagi. Saya berusaha tutup rapat telinga ini. Saya dihina hanya bisa diam saja, memang anak saya namanya polisi, tidak sebagus nama anak pada umumnya,” tambahnya.
Illyyin pun tampak semakin sedih mengingat kisah anaknya ini.
Menurut dia, Polisi ini merupakan sosok pendiam dan sangat penurut sekali sebagai seorang anak. Ia mengakui bahwa polisi ini anak yang berbakti.
Polisi ini tidak lulus Sekolah Dasar (SD). Sebelumnya, sempat diberitakan bahwa polisi ini seorang mahasiswa.
“Dia tidak lulus SD, karena saya tidak mampu menyekolahkannya. Saya tidak mampu membiayainya, karena memang saya tidak bekerja."
"Dia anak yatim, sudah ditinggal mati bapaknya sejak usianya tujuh tahun. Tapi, sampai sekarang dia tidak pernah protes kenapa tidak disekolahkan sampai lulus SMA,” ceritanya.
Menurut dia, saat ini, polisi menjadi tulang punggung keluarga. Ia bekerja serabutan, atau yang pasti bekerja sebagai tukang bangunan.
Usianya sekarang sudah 22 tahun. Ia mengaku sangat bersyukur memiliki anak seperti polisi. Bagi dia, polisi ini sangat pemalu sekali.
“Dia tidak pernah bermain keluar seperti anak muda lainnya. Saat libur kerja, ia memilih di rumah, bersama saya dan adiknya. Kalau tidak, kadang dia pergi mengaji bersama temannya di pondok,” imbuhnya.