Laporan Wartawan Surya Mohammad Romadoni
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Aktivitas zaman now kini sungguh sangat beragam.
Apalagi yang menyangkut cerita rakyat yakni kegiatan ekspedisi ke berbagai tempat angker di seluruh Karasidenan Kediri.
Duh, bikin bulu kuduk merinding.
Kegiatan jelajah malam ke sejumlah tempat bernuansa mistis itu dilakukan sekumpulan orang yang tergabung ke dalam Komunitas Ghost Hunters Community (GHC).
Bukannya takut dengan mahkluk astral yang berwujud menyeramkan itu justru anggota komunitas GHC malah berbondong-bondong hunting mencarinya.
Kegiatan itu memang sengaja dilakukan untuk mengeksplore guna mengetahui sejarah, budaya hingga
Soal cerita rakyat terkait peradaban tempo dulu yang sebenarnya di balik keberadaan tempat atau bangunan kuno.
Baca: Tak Takut Horor, Wendy Wilson Suka Dunia yang Berhubungan dengan Hantu
Memang sebagian orang menganggap aktivitas ini di luar batas kewajaran.
Namun bagi mereka menganggap kalau hal ini adalah wajar karena tidak pernah menyangkut soal mistis dan pernak-pernik ritual.
Bahkan, setiap anggota komunitas GHC ini mengaku memiliki kebanggaan serta kepuasan tersendiri jika mengetahui sejarah langsung melalui hasil eksplore di lokasi itu.
Biasanya, komunitas GHC ini mempunyai kegiatan rutin setiap sabtu malam dalam kurun waktu satu bulan sekali.
Kegiatan utamanya yakni mendapatkan dokumentasi foto mahkluk astral melalui foto, video tanpa ritual apapun.
Para anggota komunitas GHC ini mengabadikan gambar visual di lingkungan sekitar.
Mereka berharap ada penampakan makhluk astral yang tidak terjangkau oleh panca indera manusia itu tertangkap secara visual melalui media digital berwujud gambar foto atau video.
Nah, untuk tempat yang akan mereka kunjungi yaitu lokasi yang dinilai mempunyai nilai historis pada kehidupan tempo dulu.
Mereka pernah mengunjungi berbagai tempat yang memiliki cerita rakyat bernuansa horor di wilayah Kediri, Nganjuk, Blitar, Malang dan Madiun.
Sesuai arahan dari Ketua komunitas GHC, Hery Setiawan pihaknya selalu mempunyai kriteria khusus untuk tempat yang akan dieksplore.
Baca: Penelitian Setahun Sampai Negeri Belanda, Buku Sejarah Madiun Akhirnya Diterbitkan
Untuk kriteria tempat itu memperhatikan informasi dari cerita rakyat terkai adanya penampakkan mahkluk astral disuatu tempat atau bangunan peninggalan zaman old.
Kemudian, sebelum kegiatan hunting tim dari komunitas GHC akan mensurvey pada siang hari untuk memastikan titik mana saja yang akan menajdi prioritas untuk dijelajah.
Bukan persolaan mudah untuk mendapatkan izin ke pemilik tempat atau bangunan tua yang hendak dijadikan tujuan hunting.
Butuh waktu lama hingga proses yang cukup panjang untuk mendapatkan izin.
Terkadang sudah lama menunggu izin tak kunjung keluar karena pemilik tempat atau ahli waris tidak mengizinkan aktivitas jelajah malam di lokasi itu
Namun sebagian tempat telah mendapat izin akan segera ditindaklanjuti oleh tim komunitas GHC untuk disurvei terlebih dahulu.
Baca: Duh Mulutnya! Video Seorang Perempuan Komentari Riasan Kahiyang Ayu Seperti Hantu Langsung Diserang
Tak perlu takut bagi yang ingin ikut bergabung mengeksplore tempat yang mempunyai hal mistis.
Karena nantinya hunting kegiatan menjelajah itu akan dilakukan secara bersama rame-rame.
Biasanya ada sekitar 25 orang yang ikut dalam kegiatan itu.
Memang sekilas hobi ini sungguh menyeramkan.
Namun kalau ditelisik dan dicermati lebih dalam hobi ini memiliki makna dan arti tersendiri bagi setiap pelakunya yakni mengekpresikan diri melalui hal yang berbeda.
Hery Setiawan (38) pencetus dari komunitas GHC mengungkapkan berbagai pengalaman mistis yang telah dialaminya.
Ia menceritakan telah berulang kali ia bersama komunitas GHC mendapatkan foto mahkluk dari dimensi lain.
Awalnya ia datang bersama rombongan komunitas GHC ke sebuah lokasi yang telah sebelumnya telah disurvey.
Mereka memakai perangkat media rekam mulai dari ponsel dan kamera digital.
Tanpa embel-embel ritual mereka mulai memotret seluruh suasana yang ada di tempat itu.
Penampakkan mulai muncul di dalam hasil jepretan itu. Terkadang hasil penampakkan berwujud hantu seram tertangkap melalui media foto.
Namun ada kalanya setelah hunting seluruh foto hasil ekplore itu dikumpulkan untuk dianalisis bersama.
Anggota komunitas GHC ini sangat beragam mulai warga biasa, pekerja kantoran dan swasta.
Keahliannya pun beraneka ragam mulai hanya sebatas bisa merasakan kehadiran makhluk gaib hingga orang yang mempunyai kelebihan (indigo).
Kemudian, hasil analisa foto itu dianalisis bersama anggota yang mempuyai kelebihan lain (indigo) untuk memastikan keakuratan pada media rekam itu.
Tak hanya itu, pada saat di lapangan setiap anggota yang mengambil gambar akan selalu mengecek hasil jepretannya sebelum memastikan mendapatkan gambar dari wujud makhluk astral.
Apilala ada yang terekam anggota lain akan memastikannya dan memotret untuk ke dua kalinya di lokasi yang sama sebagai bahan perbandingan.
Untuk lebih memastikannya lagi anggota itu tidak akan segan mengecek langsung ke lokasi apabila menangkap sesosok gambar dalam wujud putih.
Hal ini demi keakuratan data atau dokumentasi makhluk astral untuk menghindari kesalahan tafsir.
Hampir seluruh wujud makhluk astral sebutan yang ada di Jawa ini telah berhasil direkam oleh komunitas GHC ini.
Mulai wujud nona belanda, wanita berbaju putih, bungkusan berwujud kerucut ada tali berwarna putih, suster ngesot, penampakan wajah, makhluk astral berwujud binatang dan lainnya.
Sesekali mereka anggota komunitas GHC sempat berinteraksi dengan mahkluk dari dimensi lain guna mengorek cerita kehidupan saat tempo dulu atau menguak histori yang sebenarnya tentang bangunan peninggalan diera zaman dulu.
Namun tak hanya aktivitas pada malam hari komunitas GHC ini juga beberapa kali membuat kegiatan pada siang hari untuk mengeksplore ke sejumlah tempat.
Sesekali mereka akan menyambangi pada siang hari ke lokasi yang dipakai hunting malam kemarin.
Selain itu, komunitas GHC ini juga menggelar kegiatan traveling ke berbagai tempat bersejarah saat siang hari.
Seluruh kegiatan ini merupakan sisi lain dari ekspresi pecinta hobi untuk mengupas serta mencari pengetahuan riwayat sejarah dan mitos yang tumbuh dimasyarakat memakai caranya sendiri.
Tak ada batas usia bagi yang ingin menikmati sensasi andrenalin saat menjelejahi bangunan tua dengan cerita seram di dalamnya.
Namun yang perlu diperhatikan syarat untuk bergabung menjadi anggota komunitas GHC ini yakni tidak memiliki riwayat sakit jantung dan tentunya mendapat izin dari orang tua atau suami istri.
Karena restu orang tua dan istri itu adalah segalanya yang bisa memperlancar kegiatan di alam bebas.
Sejatinya, komunitas GHC ini telah terbentuk pada 14 Desember 2013.
Perkumpulan penghobi jalan-jalan malam di tempat yang seram ini dipunggawai enam orang termasuk Hery Setiawan adalah orang yang merupakan pencetus dari komunitas GHC ini.
Sebagai basecamp komunitas GHC terletak di Jalan Kenanga Desa Jajar Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
Saat ini komunitas GHC akan memasuki usia ke 4 yang telah mempunyai anggota sekitar 100 lebih orang yang memiliki hobi yang sama yakni mengeksplore tempat bersejarah melalui sisi lain pada malam hari.