News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Leher Siswi SMK Ditikam Penagih Utang, Ada Dugaan Hendak Diperkosa

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi.

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Dua debt collector menikam leher siswi SMK Keperawatan Makassar, AR (16) hingga kritis di RS Pelamonia.

Peristiwa percobaan pemerkosaan dan penikaman ini terjadi di rumah korban di Jalan Sungai Poso, Rabu (22/11/2017) malam.

Baca: KPK Periksa Andi Narogong Jelang Malam Untuk Tersangka Setya Novanto

Saat itu, korban sendirian di rumah, karena orangtua korban sedang keluar rumah.

Kepala Polsekta Makassar, Kompol H Usman mengatakan, korban masih dalam kondisi kritis dan tidak bisa berbicara.

Korban mendapat banyak luka tusukan di leher dan dagu.

Baca: Sibuk Mengurusi Partai Golkar, Dedi Mulyadi Ogah Bahas Pilkada Jabar

Kemungkinan, tikaman senjata tajam mengenai pita suara korban.

"Jadi awalnya kedua debt collector itu datang menagih tunggakan motor ayah korban. Saat itu korban sendirian di rumah. Korban sempat menanyakan dan memotret kartu identitas kedua pelaku. Selanjutnya, korban naik ke lantai 2 rumahnya. Kedua pelaku ikut dan menodongkan senjata tajam di leher korban," katanya.

Usman melanjutkan, entah mau memerkosa atau ada motif lain, korban pun melawan dan memberontak.

Baca: Polisi Cek Rekaman CCTV di Lokasi Kecelakaan Lalu Lintas Setya Novanto

Di situlah korban ditikam berkali-kali.

Korban sempat berteriak hingga membuat kedua pelaku kabur.

"Menurut informasi, korban hendak diperkosa. Tapi ada dua handpone juga yang dibawa kabur pelaku. Kasus ini masih kita selidiki dan polisi masih melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku. Identitas kedua pelaku sudah kita kantongi," katanya.

Penulis: Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul: Diduga Gagal Memerkosa, "Debt Collector" Tikam Leher Siswi SMK

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini