Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Ada manusia purba masuk di Mal Boemi Kedaton (MBK) Lampung.
Tampak pada Hall lantai I dekat loby utama tersebut banyak dikerumuni oleh pengunjung yang penasaran, karena di sana terlihat tiga patung rekonstruksi Homo Erectus yang terdiri dari patung laki-laki, perempuan dan patung anak, Rabu, 22 November 2017.
Patung tersebut cukup menarik banyak orang untuk berfoto ria mulai anak-anak, remaja sekolah, sampai orang dewasa. Rupanya tiga patung homo erectus tersebut merupakan salah satu bagian dari pajangan benda yang ada pada gelaran Pameran 5 Kota Sumatera bertajuk Museum Manusia Purba Sangiran The Homeland of Java Man.
Kegiatan ini diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan yaitu Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Pada pameran tersebut terpajang berbagai jenis koleksi benda temuan yang terdapat di Museum Manusia Purba Sangiran.
Baca: Ini Dia Aplikasi Favorit Pekerja Milenial Saat Ini
Pengunjung bisa melihat fosil fauna lingkungan laut seperti Tridacna, Pelecypoda cast, lalu fosil fauna lingkungan rawa yaitu rahang atas buaya purba jenis crocodiles, rahang atas buaya purba Gavialis, dan taring kuda sungai purba.
Selain itu juga, pada pameran yang digelar di Mal Boemi Kedaton pada 22 November sampai 26 November 2017 tersebut memajang koleksi - koleksinya seperti pada fosil fauna lingkungan darat, di antaranya gading gajah purba jenis Stegodon, tengkorak dan tanduk banteng purba, serta tengkorak dan tanduk kerbau purba.
Lalu yang paling menarik pada pameran ini pun memajang tengkorak manusia purba jenis homo erectus dari situs Sangiran. Kasi Pengembangan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Muhammad Hidayat mengatakan situs Sangiran adalah salah satu situs prasejarah terpenting di Indonesia.
Baca: Fitri Tropica Jadi Icon Hari Bebas Ongkos Kirim
Disana, bukti-bukti kehidupan masa lalu dari masa 2,4 juta tahun hingga 250.000 tahun ditemukan dalam kuantitas dan kualitas yang prima dan bahkan dunia pun mengakui potensi situs sangiran sebagai salah satu warisan dunia yang penting. (*)