TRIBUNNEWS.COM, BALI -Terjangan lahar dingin akibat erupsi magmatik Gunung Agung menyebabkan jaringan distribusi air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klungkung yang berada di wilayah Rendang, Karangasem putus.
Kondisi ini mengakibatkan belasan ribu pelanggan PDAM Klungkung di Kota Semarapura krisis air bersih sejak, Senin (27/11/2017) pagi.
Direktur PDAM Klungkung, I Nyoman Renin Suyasa menjelaskan, PDAM Klungkung memiliki jaringan distribusi air bersih di kawasan Rendang, Karangasem.
Sumber mata air di Rendang tersebut memiliki debit 120 liter per detik, dan paling besar jika dibandingkan sumber lainnya.
Namun terjangan lahar dingin di sungai yang berhulu di Gunung Agung, membuat jaringan pendistribusi ke reservoar terputus.
“Jaringan ini pakai gravitasi. Putus Senin (27/11/2017), sekitar pukul 08.00 Wita. Petugas teknis sudah mengeceknya” jelas Renin, Senin (27/11/2017).
Akibatnya pun cukup signifikan.
Sekitar 15 ribu warga yang tinggal di kota Semarapura mengalami krisis air bersih.
Kondisi ini sempat membuat PDAM Klungkung sempat dibanjiri keluhan masyarakat.
"Air PDAM Kota Semarapura sebagian besar berasal dari sumber air itu. Sekarang putus, dan pelanggan sementara tidak dapat terlayani air bersih," ungkap Renin.
Namun demikian, menurut Renin masih ada beberapa sumber air yang masih bisa dimaksimalkan untuk distribusi air, yakni sumur bor di Desa Akah dengan debit 20 liter per detik, sumber air di Koripan, Banjarangkan dengan debit 5 liter, GOR Swecapura dengan debit 7 liter, sumur bor yang dibangun Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida di Lapangan Puputan Klungkung dengan debit 10 liter dan di areal Pura Kentel Gumi dengan debit 5 liter.
"Jumlah distribusi airnya tentu belum sebanding dengan yang di Rendang, maka pelayanan nanti akan diberlakukan secara bergilir. 24 jam di daerah hilir, 24 jam di daerah hulu. Sekarang kami sudah bergerak untuk pemasangan pompanya,” kata Renin.
Pihak PDAM pun belum dapat memastikan, kapan jaringan distribusi air PDAM Klungkung di wilayah Rendang tersebut dapat difungsikan kembali.
Masyarakat pun diminta untuk bisa menyediakan tempat penampungan air.
Sementara khusus untuk pemenuhan air pengungsi, nantinya akan tetap dilakukan dengan cara droping menggunakan mobil tanki.
“Kami imbau masyarakat untuk bisa menyediakan profil tank atau tempat penampungan air lainnya," jelas Renin.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta pun langsung melakukan koordinasi dengan jajarannya untuk mengatasi hal tersebut.
Walau karena bencana alam, namun persoalan ini harus segera ditangani.
Ia lalu meminta PDAM dan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Klungkung untuk bersama-sama mencari solusi terkait masalah ini.
“Sementara kami mengimbau masyarakat agar bisa menyiapkan tempat penampungan air sementara. Pendistrbusian air nanti akan ditangani langsung PDAM,” jelas Suwirta. (*)