Laporan Wartawan Tribun Bali I Wayan Eri Gunarta
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Tangis pilu seorang bayi memecah keheningan di sebuah rumah kecil, berdinding batako, di Banjar Serongga Tengah, Kelurahan/Kecamatan Gianyar, beberapa waktu lalu ketika ditemui Tribun Bali.
Ibu sang bayi, Ni Gusti Ayu Suciati (25), tidak bisa berbuat apa-apa terhadap anak pertamanya itu, yang kini menginjak usia empat bulan.
Sebab, ia menangis bukan karena ingin sesuatu. Tetapi dikarenakan tidak kuat menahan suhu panas di badannya, yang terlahir tanpa pori-pori.
Kepada Tribun Bali, Gusti Ayu mengatakan dirinya sudah melakukan berbagai upaya agar bisa menyelamatkan masa depan anaknya itu.
Mulai dari berobat ke dukun hingga ke dokter. Meskipun uang dari hasil bekerja serabutan mereka telah habis untuk dipakai mengobati anaknya.
Baca: Ibu Hamil dan Bunda Menyusui, Ini Waktunya Berbelanja, Yuk Berburu Keperluan Bayi di IMBEX 2017
Namun tidak ada satupun yang dapat menolong kelainan kelenjar keringat yang dialami sang bayi.
“Kalau suhu badannya naik, pasti dia nangis. Biasanya kami memberikan pil jika suhu badannya naik. Ini bisa sedikit mengurangi rasa panas tubuh yang dialaminya,” ujar Gusti Ayu sembari memangku anaknya.
Gusti Ayu mengaku sudah pasrah dengan peristiwa yang dialaminya. Namun demikian, dirinya sama sekali tidak pernah berpikir buruk atas kondisi ini. Sebab ia sangat menyayangi anak dan suaminya.
Gusti Ayu sendiri mengaku tidak tahu mengapa anaknya terlahir dengan kondisi seperti itu. Sebab selama proses kehamilan, kondisi kandungannya relatif normal bahkan rutin kontrol ke dokter.