Seperti diketahui, Desa Sebudi dan Dukuh berada di KRB III.
Lokasinya berada sekitar 4 sampai 6 kilometer dari kawah Gunung Agung.
Seluruh warganya kini telah mengungsi.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Devy Kamil Syahbana menyebut, dari luar kondisi Gunung Agung beberapa hari ini terlihat kalem dan tenang.
Baca: Kendarai Motor Trail Kapolda Jabar Pantau Kawasan Bandung Utara yang Diterjang Angin Kencang
Namun di dalam tubuh gunung, Devy mengumpakan, kondisinya bergolak.
"Mudah-mudahan gunung masih mampu menahan gejolaknya, dan jangan sampai dimuntahkan seluruh gejolaknya," tulis Devy.
Pasca erupsi 21 November sampai 28 November 2017 terjadi gempa tremor menerus dan gempa overscale (melebihi angka ukuran di alat pencatat gempa atau seismograf).
Kemudian secara visual Gunung Agung tampak tenang, tidak mengeluarkan asap tebal, hanya terlihat kepulan asap putih tipis.
Namun di balik ketenangannya, kata Devy, Gunung Agung tengah gelisah.
Itu ditandai dengan masih terekamnya gempa vulkanik yang cukup signifikan. Artinya, dari segi amplitudo gempa, dia besar.
Ini mengisyaratkan masih adanya akumulasi tekanan di dalam tubuh Gunung Agung.
"Sampai hari ini (kemarin), secara visual kalau kita lihat memang tidak teramati lagi konsentrasi abu di atas kawah Gunung Agung. Asap yang keluar dominan berupa S2O atau uap air. Walaupun secara visual uap air itu tidak signifikan, tapi ini bertolak belakang dengan apa yang kami rekam di seismik kegempaan," jelas Devy, Minggu (3/12/2017), saat ditemui di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Rendang, Karangasem.
Devy mengungkapkan, teramati sejak pukul 20.00 Wita kemarin, terekam gempa vulkanik yang cukup signifikan.
Artinya dalam segi amplitudo yang terekam cukup besar.