Tak lupa, kasur dan beberapa pakaian ia letakkan di atas lemari.
Sementara anggota keluarga ia ajak pergi ke tempat yang lebih aman sembari ia membawa surat penting.
Sayangnya, ketinggian air seperti di luar prediksi Ngajiono.
Ia tak mengira ketinggian air sampai hampir atap teras rumah.
"Baju basah, isi lemari termasuk buku milik anak saya semuanya basah, perabot dapur juga hanyut sekarang entah dimana, tembok belakang rumah juga jebol," katanya.
Yang tak kalah menyesakkan, ternyata ada sejumlah uang yang sengaja diletakkan di bawah kasur oleh sang istri.
"Saya malah tidak tahu kalau ada uang di bawah kasur, niat saya yang penting menaruh kasur di atas lemari supaya tidak basah kena air banjir kemarin," kata Ngajiono.
Istri Ngajiono, Suprihatin mengatakan ia sengaja menaruh uang di bawah kasur.
Jumlahnya sekitar Rp 6 juta.
Uang tersebut adalah hasil menyisihkan jatah belanja yang ia terima dari Ngajiono dari laba berjualan pisang.
"Pokoknya sisa Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu tiap hari selalu saya sisihkan," kata Suprihatin.
Sedianya, uang tersebut menjadi dana simpanan yang sengaja disiapkan Suprihatin sebagai tambahan biaya untuk kelahiran cucu pertamanya.
Anak Suprihatin yang pertama bernama Lusmainawati ternyata sedang hamil tua.
Sudah enam bulan Suprihatin mengumpulkan uang tersebut.