TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Tiga Warga Negara Asing (WNA) kembali nekat mendaki Gunung Agung hingga ke puncak, Kamis (28/12/2017) sekitar pukul 02.00 Wita.
Mereka adalah Evgenii Klepikov dari Rusia, Martin Slisans (Latvia), serta Vorobiei Yevhan (Ukraina).
Ketiga WNA tersebut mendaki Gunung Agung dengan jalur yang berbeda.
Evgenii naik melalui jalur Pura Pasar Agung Sebudi, Desa Sebudi, Kecamatan Selat.
Sedangkan sisanya mendaki dari jalur Pura Pasar Agung Sibetan, Banjar Dinas Yeh Kori, Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem.
Motif mendaki berbeda-beda.
Masing-masing mengemukakan alasan dan misinya.
Baca: Menanti Langkah Prabowo Subianto Menuju Pilpres 2019
Klepikov saat ditemui di Desa Sebudi mengaku mendaki Gunung Agung karena penasaran dengan pemberitaan di media sosial.
Pria yang senang berpetualang ini mengaku sengaja datang ke Bali untuk mendaki gunung tertinggi di Provinsi Bali.
Klepikov baru pertama kali datang ke Bali. Dia sampai di Bali 17 Desember, dan menginap di sekitar Pantai Amed, Kecamatan Abang.
Sebelum mendaki dia mengaku menghabiskan waktunya untuk diving. Dini hari kemarin langsung mendaki seorang diri tanpa guide.
Ketua Pasebaya, Gede Pawana, yang ikut serta evakuasi mengaku, saat mendaki Klepikov sempat khawatir dan takut dengan kondisi Gunung Agung yang terus mengalami erupsi.
Baca: Sebelum Menghembuskan Napas Terakhir, Vena Bisikkan Sebuah Nama Orang yang Membunuhnya
Tapi rasa takut dan khawatir kalah dengan niat besarnya untuk mendaki Giri Tohlangkir.
"Prinsipnya dia, kesempatan tak datang dua kali. Soalnya tanggal 31 Desember dia rencana berlibur ke Bangkok. Makanya tadi langsung mendaki Gunung Agung," kata Pawana saat di lokasi.
Selama mendaki, pria berusia 36 tahun ini mengaku melalui jalan penuh abu yang tercampur air.
Di atas kawah dia melihat letusan.
Tapi tak mengeluarkan material, hanya asap dan api.
Lava yang berada di sekitar kawah naik secara perlahan.
Baca: Dua Pengunjung Tempat Hiburan Malam Positif Narkoba, Satu di Antaranya Masih Pelajar
Diprediksi jarak lava dengan bibir kawah kini sekitar 50 meter.
"Evgenii berada di Puncak Gunung Agung sekitar 1,5 jam. Mengambil foto, video kawah gunung. Dia baru sampai di parkiran Pura Pasar Agung sekitar pukul 11.30 Wita, lalu turun dengan sepeda motornya," tutur Pawana.
Berbeda dengan Vorobiei Yevhan. Dia mendaki Gunung Agung karena ingin meneliti kondisi tumbuhan yang kena abu vulkanik.
Dia juga penasaran dengan komentar netizen tentang erupsi Gunung Agung.
Rasa penasarannya itu membuat Vorbiei naik saat Gunung Agung mengalami erupsi.
"Kalau yang satunya, Martin Slisans, memang karena ingin gaya-gayaan. Dia mendaki karena mengantar Vorobiei ke Gunung Agung. Semula dia nggak mau, karena dipaksa akhirnya ikut," kata Kapolsek Bebandem, AKP AA Ngurah Agung.
Baca: Bus Akas Tabrak Mobil, Lima Penumpangnya Tewas
Gede Pawana mengaku, peristiwa ini diketahui oleh Bayu Nirwana.
Saat itu Bayu Nirwana melihat ada cahaya dari puncak Gunung Agung, lalu dilaporkan ke petugas Pasebaya.
Setelah dicek, ternyata benar.
Di parkiran pura Pasar Agung Sebudi dan Sibetan terdapat sepeda motor sedang parkir.
Ketiga WNA turun dengan selamat.
Petugas Kecolongan Lagi
Kejadian ini menjadi evaluasi bagi petugas keamanan.
Pasalnya, petugas keamanan yang berjaga di portal kecolongan lagi.
Sejak status Awas hampir belasan kali warga dan wisatawan mendaki Gunung Agung diam-diam tanpa disertai seorang guide.
Mereka mendaki tanpa sepengetahuan penjaga portal dari unsur TNI, Kepolisian, dan Satpol PP.
Menurut warga Selat, I Kadek Susinta, peristiwa ini terjadi karena penjagaan lemah.
Susinta mengatakan, hampir setiap hari ada wisatawan naik ke Pura Pasar Agung Sebudi.
Mereka mengendarai sepeda motor, dan berpakaian rapi agak seksi. Mereka mengambil foto sekitar Pura Pasar Agung dengan latar Gunung Agung.
"Itu tetap bahaya karena berada di KRB III," katanya.
Pantauan Tribun Bali, Kamis kemarin, Pura Pasar Agung Sebudi yang berada di KRB III ramai dikunjungi wisatawan mancanegera dan domestik.
Sejumlah wisatawan datang untuk mengambil foto Gunung Agung dari dekat.
"Tadi ada wisman dan wisdom yang ke Pura Pasar Agung. Tapi sudah disuruh pulang oleh petugas," ujar Gede Pawana.
Babinsa Duda Utara, Kecamatan Selat, I Nengah Gerudug, yang berjaga di portal memang tidak mengetahui ada wisatawan yang naik ke puncak gunung.
Pihaknya menduga, wisman naik ke gunung ketika penjaga kelelahan atau ketiduran di malam hari.
Kapolsek Bebandem, AKP AA Ngurah Agung, menyarakan pendakian lewat Pura Pasar Agung Sibetan baru pertama kali dilakukan pasca status Gunung Agung Awas.
"Di Bebandem ada enam portal. Petugas dari TNI, polisi, dan Satpol PP terus berjaga di tiap portal. Pengamanan sudah optimal. Petugas juga sering melakukan patroli ke desa-desa," kata Ngurah Agung.
Namun demikian pihaknya juga mengaku kecolongan dengan kejadian ini.
Penyebabnya, bule asal Latvia dan Ukraina mendaki tengah malam secara diam-diam.