TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Malang nian nasib seorang bayi berjenis kelamin laki-laki.
Bayi yang saat ini menginjak usia satu setengah bulan ini dilahirkan di dalam kamar mandi rumah.
Ironisnya bayi tersebut kemudian ditelantarkan di RSUP Sanglah, Denpasar, tanpa orangtua.
Menurut Kasubbag Humas RSUP Sanglah, I Ketut Dewa Kresna, Senin (12/2) kemarin, bayi laki-laki ini diantar ke ruang Triage Anak, IGD RSUP Sanglah, pada Minggu (24/12) lalu.
Baca: Potret Penyanyi Dangdut di Banua, Kawin Cerai, Ada yang Suaminya Hiperseks
Bayi malang ini diantar oleh seorang perempuan yang mengaku adik dari ibu kandung bayi.
Saat diantar ke RSUP Sanglah, kondisi bayi sangat memprihatinkan. Keadaan bayi saat itu sangat lemah dan mengalami sesak napas serta terus menangis merintih.
Selain itu, tali pusar bayi juga belum terpotong ketika pertama kali tiba di ruang tindakan anak.
Berat badan bayi saat itu hanya 1.300 gram dengan panjang 39 sentimeter.
"Pertama kali diantar oleh seorang perempuan yang mengaku adik dari ibu kandung bayi. Dari keterangan keluarga (perempuan yang mengantar bayi, red) bayi tersebut dilahirkan di dalam toilet rumah. Setelah lahir, hari itu juga langsung dibawa ke sini (Sanglah). Saat itu tali pusar bayi belum terpotong," ungkap Dewa Kresna.
Setelah mendapat tindakan medis di ruang Triage Anak, bayi malang ini kemudian dipindahkan ke ruang NICU untuk mendapatkan penanganan lebih intensif.
Hingga saat ini, kondisi bayi tersebut setiap hari semakin membaik dan sudah diperbolehkan pulang.
Berat badan bayi yang tadinya cuma 1.300 gram saat ini sudah naik sekitar 2.000 gram.
Selama dalam perawatan, ibu bayi sering datang ke rumah sakit untuk menengok bayinya.
Namun setelah kondisi bayi dinyatakan sudah diperbolehkan pulang per tanggal 31 Januari 2017, ibu bayi tidak pernah lagi datang ke RSUP Sanglah.
Pihak rumah sakit sudah berusaha menghubungi ibu bayi ke nomor telepon yang tertera pada rekam medis. Namun nomor telepon tersebut tidak bisa dihubungi.
Sementara biaya rumah sakit hingga kemarin tercatat sudah mencapai sekitar Rp 40 juta. Saat ini pihak RSUP Sanglah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Bali dan pihak kepolisian untuk melacak keberadaan ibu kandung bayi.
"Dulu ibu bayi tersebut sering datang menengok bayinya. Tapi setelah dinyatakan bayi sudah diperbolehkan pulang, ibu bayi tidak lagi datang. Saat ini kita sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Dinas Sosial untuk melacak keberadaan ibu bayi," ujarnya.
Pada rekam medis, ibu bayi tercatat dengan nama Dea Ayu Rahma (23), alamat Jalan Gunung Karang II D Denpasar.
"Dilihat dari usia, ibu bayi ini sepertinya masih berstatus mahasiswi. Kemungkinan hamil di luar nikah. Selama menjenguk bayi, ia tidak ditemani suaminya," tutup Dewa Kresna. (*)