TRIBUNNEWS.COM - Untuk menekan menekan angka kejadian kebakaran lahan nasional, Asian Agri terus melakukan berbagai upaya pencegahan. Upaya pencegahan itu dilakukan oleh salah satu produsen minyak sawit terbesar di Asia itu bersama masyarakat dan pemerintah desa, khususnya di provinsi Riau dan Jambi.
Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya berupa imbauan serta penyediaan peralatan pemadam kebakaran. Termasuk pelatihan bagi masyarakat untuk mengantisipasi berbagai penyebab terjadinya kebakaran di desa maupun lingkungan di sekitar perkebunan.
“Kami bersama masyarakat, aparatur desa dan pemangku kepentingan secara rutin melakukan patroli
dan pemantauan daerah-daerah rawan yang berpotensi mengalami kebakaran di setiap desa, khususnya di
daerah-daerah yang sedang dalam proses pembukaan lahan dan pembersihan lahan, serta daerah-daerah
yang rawan akan konflik kepemilikan lahan,” ujar Zulbahri, Manager of Sustainability Asian Agri lewat rilisnya yang diterima Tribunnews.com, Selasa (20/2/2018).
Untuk memaksimalkan usaha tersebut, Asian Agri juga membangun menara pengawas api dan pos-pos pantau di daerah, serta memanfaatkan teknologi berbasis digital untuk memantau lokasi kebakaran dengan lebih cepat dan efisien, sehingga penanganan dapat dilakukan sesegera mungkin.
Komitmen ini semakin diperkuat dengan Program Desa Bebas Api yang dilaksanakan sejak tahun 2016 lalu,
dan kini telah bermitra dengan 9 desa di Riau dan 7 desa di Jambi. Masyarakat desa (Masyarakat Peduli Api)
yang tergabung dalam program Desa Bebas Api diberikan pelatihan secara rutin untuk selalu siaga menyikapi
terjadinya kebakaran. Masing-masing desa mitra juga diperlengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran
untuk melakukan pemadaman dini demi mencegah api yang meluas.