Laporan Wartawan Tribun Batam, Elhadif Putra
TRIBUNNEWS.COM, KARIMUN - Tugboat Mitra Samudra 28 dan tongkang Mitra 28 yang menjadi korban perompakan di perairan Karimun berlayar dari Lumut, Malaysia, tujuan Sumatera Selatan.
Kapal yang selesai bongkar muatan batubara di Malaysia tersebut diawaki 11 orang.
Mereka adalahg Fikri Hasan selaku nakhoda, Muhammad Agus selaku mualim, Samsul Bahri (KKM), serta Rustam Efendi, Edi Kliwon, Sardin, Miko, Maulana, Riski, Barmawi dan Wahyu.
Barmawi mengalami luka akibat sabetan parang sedang tidur saat peristiwa itu terjadi.
Ketika pelaku mendekatinya, Barmawi bangun dan memberikan perlawanan.
Akibatnya, dua jarinya putus oleh sabetan parang perompak yang diketahui berjumlah empat orang itu.
Baca: Anjing Pelacak Mulai Kelelahan, 3 Ton Sabu Belum Juga Ditemukan di Kapal Win Long
"Infonya korban awalnya tidur. Ia terbangun dan melakukan perlawanan," ujar sumber Tribun Batam, Sabtu (24/2/2018).
Para pelaku menggunakan perahu mendekati KM Mitra Samudera. Tiga orang masuk dan satu lainnya berada di perahu.
Mereka menggunakan penutup wajah saat beraksi.
Di atas tugboat, ke tiga pelaku langsung menodongkan parang di leher jurumudi.
Beberapa awak tugboat kemudian diikat di anjungan.
Seorang pelaku menunggu di anjungan, sementara dua lainnya turun ke dalam badan tugboat.
Setelah mengetuk pintu, para awak ditodong kemudian diikat dan dikumpulkan di kamar ABK bagian bawah.
Baca: Pasca Penangkapan Pelaku Prostitusi Online, Mawar Takut Membalas Chat Pelanggan
Barmawi yang melakukan perlawanan mendapatkan beberapa luka di tubuhnya, termasuk dua jarinya yang terputus.
Para pelaku mengambil satu unit GPS, satu unit radio, sembilan unit ponsel dan uang tunai sebanyak Rp 2.400.000.
Setelah berhasil menyatroni kapal, mereka kemudian kabur.