Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA- Sulitnya mencari pekerjaan membuat Santi Setyangsih (25) berinisiatif untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Gadis tuna rungu tersebut kemudian membuat Creative Able Project.
Ia dan Zakka Nurul Giffari Hadi (23) membuat kerajinan tangan, seperti tas lukis, dompet lukis, gantungan kunci, dan lain-lain.
"Alhamdulliah sekarang produk semakin dikenal, ada juga yang dari Jerman, Amerika, sama Jepang, " kata Santi.
Untuk memasarkan produknya, Santi memanfaatkan media online seperti instagram, blog, dan facebook.
Tidak hanya itu Ia juga aktif dalam mengikuti pameran dan bazar, seperti Festival Kesenian Yogyakarta (FKY).
Selain ingin menjual produk, Santi dan Zakka juga ingin mengedukasi masyarakat tentang bahasa isyarat.
Mereka membuat tas lukis dengan gambar abjad bahasa isyarat.
Mereka ingin memotivasi para difabel untuk tetap percaya diri.
"Pengen juga edukasi masyarakat. Bikin kaos, gantungan kunci kan ada bahasa isyaratnya. Untuk memotivasi teman-teman difabel, bahwa kita bisa berkreasi, " lanjut Santi.
Meskipun baru satu tahun berdiri, Creative Able Project sering dibanjiri pesanan.
Bahkan pernah hampir menangis karena kewalahan.
"Pernah hampir menangis karena ada pesanan 150 sehari, nglembur satu hari nggak tidur, akhirnya selesai," kata Zakka melalui bahasa isyarat.
Zakka mengatakan pernah mengajak teman tuna rungu lain, tetapi mereka belum siap.
Akhirnya Zakka harus melukis satu per satu.
Sebenarnya Santi dan Zakka ingin membuka lapangan pekerjaan untuk teman-teman tuna rungu lain.
"Kami ada workshop lukis juga. Kami masih kecil sih, tetapi pengen sekali ajak teman-teman lain," kata Santi.
Santi berharap teman-teman difabel bisa berkerja dan berkarya bersama.
Jangan menunggu dan mengandalkan orang lain.
Lebih baik bertindak dan menciptakan produk.
"Meskipun penuh keterbatasan, saya yakin teman-teman difabel pasti bisa membuat karya," pungkasnya. (*)