TRIBUNNEWS.COM, LINGGA – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), memulai proyek percontohan perkebunan buah lokal di Kabupaten Lingga, Kepri.
Sejumlah tanaman buah lokal telah ditanam di Dusun Tanah Putih Desa Marok Tua, Kecamatan Singkep Barat, Lingga.
Ketua Umum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko telah meninjau lokasi tersebut belum lama ini. Menurutnya, ini bisa menjadi motivasi bagi masyarakat kita, khususnya petani untuk lebih rajin lagi menanam tanaman buah lokal.
Kapolres Lingga AKBP Ucok Lasdin Silalahi mengatakan, selama ini, buah–buahan yang dikonsumsi sehari – hari, masih didominasi buah impor. Padahal, potensi yang luar biasa.
Baca: Anna Janti, Istri Hari Darmawan Telah Menunggu Jenazah Suaminya di Bali
"Lahan kita cukup luas, tanahnya subur, sumber daya airnya melimpah dan kita cukup dekat dengan pasar ekspor,” beber Kapolres yang baru saja mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Lingga atas dedikasinya memotivasi masyarakat Lingga lebih mencintai dunia pertanian.
Secara terpisah, Ketua HKTI Kepulauan Riau, Alias Wello mengatakan, proyek percontohan perkebunan buah – buahan lokal yang dikembangkan Ketua Umum HKTI di atas lahan seluas 50 hektar itu, merupakan respon HKTI atas permintaan Presiden RI, Joko Widodo agar setiap daerah menyediakan lahan seluas 5 – 50 hektar untuk perkebunan buah lokal.
“Ini sudah kita laksanakan. Kebetulan, Ketua Umum HKTI, Bapak Moeldoko, sangat mendukung program ini. Semua biaya, mulai dari penyiapan lahan sampai pengadaan bibit unggul, dibantu beliau,” kata Alias yang juga menjabat sebagai Bupati Lingga ini.
Melihat pertumbuhan tanaman buah – buahan lokal yang dikembangkan Ketua Umum HKTI di Tanah Putih itu cukup bagus, Ia pun meminta para Kepala Desa di wilayah kerjanya agar menyiapkan lahan minimal 5 hektar untuk perkebunan buah – buahan lokal. Soal bantuan pengadaan bibit, Ia berjanji akan berkoordinasi dengan HKTI Pusat dan Kementerian Pertanian.
“Di sini ada beberapa varietas buah lokal yang sudah kita kembangkan. Seperti, sirsak madu, jambu kristal, belimbing dewi, nangka, mangga dan lainnya. Nanti, setelah produktivitasnya sudah mulai bagus, kita akan berikan pelatihan penanganan pasca panen. Sehingga buah yang dihasilkan betul – betul sesuai standar pasar ekspor,” jelasnya.