Ditambahkan, potensi terjadi letusan masih ada walau status dan aktivitas gunung menurun.
Cuma, daya letusan kecil.
Dampaknya sekitar radius 4 kilometer dari puncak Gunung Agung.
Sekitar puncak serta lereng, tak sampai pemukiman.
Menurut data Magma VAR, sebelum erupsi terjadi Tremor Harmonik 2 kali.
Amplitudonya 3 mm, dan Durasi sekitar 85 - 90 detik.
Vulkanik Dangkal 2 kali, Amplitudo 3 - 5 mm, dan Durasi 15 - 20 detik. Vulkanik Dalam 1 kali, Amplitudo 4 mm, Durasi 18 dtik.
Status Gunung Agung masih Level III (Siaga) radius 4 kilo.
Masyarakat sekitar gunung, pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, dan melakukan pendakian, atau aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya radius 4 kilometer dari Kawah.
Warga Hanya Mencium Bau Belerang
Sekretaris Pasebaya Gunung Agung, I Wayan Suara Arsana mengaku, warga mencium belerang setelah erupsi semalam.
Kondisi itu dialami warga Nawakerti, Kecamatan Abang.
Bau belerang tercium sangat keras dan menyengat hidung.
"Memang hujan abu nggak ada sama sekali. Cuma beberapa warga dilereng Gunung mencium bau belereng. Mungkin bau dari atas Gunung Agung," kata Wayan Suara Arsana saat dihubungi Tribun Bali.
Perbekel Nawakerti, Wayan Putu mengatakan, bau beelerang mulai tercium sejak pukul 01.00 wita.
Beberapa jam setelah erupsi, bau belerang menyengat ke hidung sehingga masyarakat terpaksa memakaiĀ masker lantaran tak kuat dengan bau belerang.