TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Tim Subdit Perbankan Ditreskrimsus Polda Jatim bersama Polres Kediri menyelidiki kasus dugaan pembobolan tabungan milik puluhan nasabah Bank BRI Unit Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, yang diduga dilakukan sindikat luar negeri.
Mereka berkoordinasi bersama Kepala Kanwil BRI Malang, Perwakilan dari BRI Cabang Kediri, Kepala Unit BRI Unit Ngadiluwih di dua lokasi, yaitu di Kantor BRI Unit Ngadiluwih dan Kantor BRI Unit Purwokerto Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri, Selasa (13/3/2018).
Informasinya, pertemuan itu membahas laporan dari nasabah yang rekening tabungan terdebet secara misterius.
Baca: Saat Dicokok KPK, Tuti Teriak Histeris dan Sebut Nama Ibu Hakim
Adapun jumlah nasabah yang mengalami saldo rekening tabungannya terdebet berjumlah 33 orang nasabah Bank BRI Unit Ngadiluwih.
Teranyar, tercatat sebanyak 54 nasabah dari BRI Unit Purwokerto Ngadiluwih yang juga melapor pengurangan saldo tabungan.
Sementara ini, jumlah total yang terdampak kasus pengurangan saldo rekening tabungan nasabah Bank BRI secara tiba-tiba berjumlah sebanyak 87 nasabah.
Pihak Bank BRI enggan menyebutkan jumlah non dana nasabah yang terdebet lantaran itu adalah rahasia perusahaannya.
Informasinya, Kepala Unit BRI Unit Ngadiluwih menjelaskan hal yang telah dilakukan Kepala Kanwil BRI Malang terkait kasus ini.
Puluhan rekening nasabah BRI yang terdebet itu telah dilaporkan ke kantor pusat di Jakarta.
Baca: Hacker Surabaya Jebol Situs Pemerintah AS, Merambah 44 Negara Hingga FBI Minta Bantuan Polri
Kepala BRI Kanwil meminta supaya lembur untuk mengecek seluruh rekening nasabah yang terdampak sehingga tidak menimbulkan keresahan terhadap masyarakat khususnya nasabah Bank BRI.
Di sisi lain, nantinya pihaknya mengupayakan saldo atau uang milik nasabah yang terdebet tersebut supaya dikembalikan ke dalam rekening secara otomatis.
Kapolres Kediri, AKBP Erick Hermawan mengatakan pihaknya hingga malam ini masih melakukan pemeriksaan terhadap para saksi yakni para nasabah yang rekening tabungannya terdebet.
Pemeriksaan itu untuk meminta keterangan dari saksi guna melengkapi berkas penyidikan kasus ini.
"Malam ini masih diperiksa saksi," ujarnya kepada Surya.
Seperti yang diberitakan, kasus kejahatan Perbankan pembobolan rekening tabungan pada kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menimpa nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Kabupaten Kediri.
Puluhan nasabah BRI Unit Ngadiluwih yang menjadi korbannya.
Dedi Kusnadi, Pimpinan Bank BRI Cabang Kediri membenarkan adanya kejahatan pembobolan rekening tabungan melalui ATM milik nasabah.
Pihaknya telah mendata nasabah yang menjadi korban guna melakukan pengkajian untuk dilaporkan ke kantor pusat.
Kejahatan ini adalah skimming yakni penyadapan data nasabah yang diduga bocor saat transaksi di kartu ATM.
Berdasarkan keterangan korban yang menerima pesan singkat nilai transaksi tidak dalam bilangan bulat yakni ada tiga angka dibelakang koma (Bank Konversi).
Hal itu memperkuat asumsinya yang menduga jika kejahatan ini dilakukan di luar negeri.
Kejadian ini telah dilaporkan ke kantor pusat dan mengenai angka dibelakang koma saat penarikan itu adalah konversi kurs dollar atau mata uang asing lainnya yang diduga penarikan dana dilakukan di luar negeri. (M Romadoni)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Raibnya Uang Nasabah BRI di Kediri, Ada Dua Angka di Belakang Koma, Dilakukan Sindikat Luar Negeri?