News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rencanakan Bangun Industri Gula Bit di Lingga, Bupati Awe temui Menperin

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Dirjen Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto (kiri) menerima Bupati Lingga, Alias Wello (kanan) di ruang kerjanya, Jumat (16/3/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), Alias Wello menemui Menteri Perindustrian (Memperin) RI, Airlangga Hartarto, Jumat (16/3/2018).

Ia melaporkan rencananya untuk membangun industri gula pasir dan gula merah berbahan baku dari umbi tanaman bit di Bumi Bunda Tanah Melayu itu.

"Kemarin, saya dan tim sudah menemui pak Menperin. Saya melaporkan dan minta dukungan atas rencana Pemerintah Kabupaten Lingga membangun industri gula dari umbi tanaman bit," ungkap Awe, sapaan akrab Bupati Lingga, Sabtu (17/3/2018).

Baca: Teka-Teki Jonathan Bauman, Jadi Striker Anyar Persib Bandung? Begini Faktanya

Awe mengaku tak sendirian untuk mewujudkan cita - cita besarnya itu. Namun, Ia didampingi salah seorang putra terbaik Indonesia yang sudah berpengalaman selama 40 tahun menangani industri gula bit di negara Jerman.

Hanya bermodalkan sekitar Rp35 Miliar, kata Awe, industri gula bit yang akan dibangunnya di Lingga itu, mampu memproduksi gula pasir sekitar 12 ton dan gula merah sekitar 9 ton per hari. Sementara lahan yang dibutuhkan, hanya sekitar 150 hektar.

"Ini sebuah terobosan yang mampu menjawab tantangan masa depan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada gula impor. Apalagi, lahan yang dibutuhkan tak perlu terlalu luas dan hasilnya bisa sampai 100 ton umbi bit per hektar" bebernya.

Baca: Beli Astrea Grand Rp 3 Juta Lalu Dilego Rp 80 Juta, Tian: Saya Enggak Sangka Seheboh Ini

Ketika ditanya bagaimana respon Menperin atas gagasannya membangun industri gula bit itu, Awe hanya mengumbar senyum dan berharap suatu saat industri gula bit ini dapat terealisir, sekaligus mampu memberi kontribusi terhadap kebutuhan gula nasional yang dikabarkan masih mengalami defisit sekitar 3 juta ton per tahun.

"Pak Menteri masih ragu - ragu, karena belum ada bukti tanaman bit ini bisa hidup di Indonesia dan dapat dibudidaya secara massal. Padahal, sejumlah ujicoba sudah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Tanaman bit ini bisa hidup di daerah tropis dan bisa panen hingga 2 kali dalam setahun," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini