Laporan Wartawan Tribun Kaltim Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Selasa (20/3) pagi tadi, warganet dihebohkan dengan postingan foto yang berisikan pengumanan nikah massal gratis, yang tersebar disejumlah grum WhatsApp (WA) warga Samarinda.
Dalam isi foto tersebut, terdapat foto seorang perwira kopolisian berpangkat AKBP, serta sejumlah informasi lainnya, seperti nomor kontak pendaftaran, tanggal pendaftaran, termasuk tanggal pelaksaanya.
Banyak warganet yang beranggapan bahwa kegiatan nikah massal bertajuk nikah bareng itu digelar oleh Polresta Samarinda, pasalnya di kontak handphone pendaftaran, tertera Sat Binmas Res Samarinda.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jajaran Polresta Samarinda, melalui Kasubbag Humas, Ipda Danovan mengkofirmasi bahwa postingan tersebut tidaklah benar alias hoax.
"Itu tidak benar, Polresta Samarinda tidak ada mengadakan kegiatan seperti yang tertera di postingan itu," tegasnya, Selasa (20/3/2018).
Lanjut dia menjelaskan, foto perwira kepolisian di foto tersebut juga bukanlah Kapolresta Samarinda, karena Kapolresta Samarinda berpangkat Kombes (melati tiga), sedangkan di foto tersebut berpangkat AKBP (melati dua), dan wajah di foto itu juga bukan Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto.
"Wajah di foto itu bukan Kapolres, jabatan Kapolres disini berpangkat Kombes, sedangkan di foto itu AKBP. Lagi pula, bukan ranah kepolisian untuk membuat kegiatan semacam itu, itu ranahnya Departemen Agama," tuturnya.
Selanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satreskrim guna mengambil langkah selanjutnya, guna menghindari adanya pihak-pihak yang dirugikan dengan adanya postingan tersebut.
Kendati demikian, hingga saat ini belum ada warga yang datang ke Polres untuk melakukan pendaftaran, pertanyaan seputar kebenaran informasi itu masih beredar di media sosial.
"Tersebarnya di grup WA hari ini (20/3), namun hingga saat ini belum ada yang datang ke Polres untuk mendaftar atau mempertanykaan informasi itu," ucapnya.
"Ini salah satu informasi hoax, jadi memang warga harus kroscek lagi kebenaran dari informasi yang beredar, jangan mudah percaya dan jangan ikut menyebarkan hal-hal yang belum jelas asal usulnya," tutupnya.