News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sebelum Ditemukan Tewas Karena Tumpahan Minyak, Agus Sempat Dilarang Pergi ke Laut

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 259 aparat keamanan dikerahkan membersihkan tumpahan minyak di sepanjang Pantai Monpera hingga Pelabuhan Semayang, Senin (2/4/2018). TRIBUN KALTIM/FACHRI RAMADHANI

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN -- DUA jasad korban kebakaran di Teluk Balikpapan, Sabtu (31/3) lalu ditemukan mengambang di perairan Teluk Balikpapan, Senin (2/4/3028). Jasad tersebut langsung dievakuasi ke RSUD Kanunjoso Djatiwibowo Balikpapan dilakukan otopsi untuk mengetahui identitas korban.

Setelah dua jam berjibaku di kamar mayat Mortuary RSKD Balikpapan, tim identifikasi Polres Balikpapan berhasil mengungkap identitas 2 mayat yang ditemukan tersebut. Keduanya benar merupakan korban hilang saat insiden kebakaran laut di Teluk Balikpapan, yakni Suyono (55) dan Agus Salim (42).

"Setelah dilakukan otopsi korban diserahkan kepada pihak keluarga," kata Kasie Ops Basarnas Balikpapan, Octavianto. Hingga saat ini korban hilang tersisa satu orang, bernama Sutoyo (43), warga Klandasan Ulu RT 25, Balikpapan Kota.

Agus Salim, korban meninggal dunia akibat tumpahan minyak dan kebakaran di perairan Teluk Balikpapan pun langsung dimakamkan di pekuburan Asrama Bukit, Kebun Sayur, Senin (2/4) sore. Prosesi pemakaman berlangsung sekitar pukul 14.45 Wita.

Sayangnya, seremonial pemakaman ini tanpa diketahui istri dan anak almarhum Agus. Sampai sejauh ini istri dan anaknya belum mengetahui Agus Salim telah meninggal. Hal ini disampaikan Elrin Suryani, keponakan Agus saat ditemui Tribunkaltim.co di kediamannya, Jalan Sepaku RT 14, Nomor 10, Kelurahan Baru Tengah, Balikpapan Barat.

Saat mendengar kabar duka, istri dan anak almarhum sedang berada di Batu Urip, Sumberbaru Jember, Jawa Timur. Nama istri almarhum Agus bernama Aliyeh berusia sekitar 20 tahunan.

Selama ini, ungkap Erlin, nomor telepon untuk menghubungi istrinya tidak ada. Termasuk alamat rumah di kampungnya juga tidak ada yang tahu.

Sebab, kata Elrin, istrinya tidak memiliki nomor telepon sendiri. Setiap berkomunikasi selalu hanya mengandalkan dari Agus saja.

"Kami keluarga yang disini susah mau menghubungi. Bingung seperti apa mau menghubungi. Dia (istri Agus) pasti juga bingung nomor telepon suaminya tidak menyambung karena waktu kejadian, handphone ikut hilang tenggelam di laut," tuturnya.

Keberadaan Agus di Balikpapan baru dua bulan. Sebelumnya berada di Jember bersama suaminya. Selama di Balikpapan, Agus hanya bekerja mencari nafkah di sebuah perusahaan perkapalan Samarinda.
Uang hasil pekerjaannya sebagian disisihkan untuk istri dan anaknya di Jember. Alasan istri tidak ingin tinggal di Balikpapan karena biaya hidupnya lebih mahal ketimbang di pulau Jawa.

"Gaji almarhum kalau untuk ukuran di Jawa sudah bisa dibilang besar, bisa buat menabung. Di Jawa Agus sudah berhasil bisa bangun rumah beton. Baru-baru ini Agus pulang dari Jawa habis bangun rumah di Jawa, di tempat istrinya," katanya.

Erlin pun berharap kepada masyarakat, bagi yang kenal dengan istrinya Agus supaya bisa diberitahukan bahwa suaminya telah meninggal dunia akibat peristiwa kelam di perairan Teluk Balikpapan.

Pihak keluarga yang di Balikpapan juga tidak akan mengira Agus akan mengalami celaka. Selama ini Agus memang dikenal sangat hobi memancing, sering pergi ke laut mencari ikan untuk sekedar lampiaskan hobinya.

"Kerjanya dua minggu masuk, selama seminggunya libur. Biasanya kalau libur, Agus manfaatkan untuk pergi cari ikan, hanya sekadar hobi memancing saja. Ikan yang didapat hanya untuk dimakan, tidak untuk dijual," ungkapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini