TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kesaksian kerabat Michael Mulyono yang mengungkap dokter umum di klinik kawasan Tandes ini merupakan lulusan cumlaude saat menempuh Pendidikan Kedokteran di Universitas Airlangga (Unair) dibantah pihak kampus.
Kepala Humas FK Unair dr Eighty Mardiyan menegaskan dari data pihak kampus, Michael terdaftar sebagai mahasiswa mulai tahun 2007.
"Pendidikan kedokteran dan profesi memang di Unair, IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) memang 3 lebih tapi belum cumlaude," jelasnya ketika dikonfirmasi SURYA.co.id, Kamis (12/4/2018).
Baca: Jejak Kompol Fahrizal, Wakapolres Yang Karirnya Moncer Tapi Berakhir Tragis
Terkait seleksi Program Pendidikan Dokter Spesialis yang sempat diikuti Michael, Eighty mengungkapkan belum sempat mengeceknya di pusat penerimaan mahasiswa Unair.
"Memang untuk PPDS seleksinya cukup ketat, di website kami bisa dilihat kuotanya sangat sedikit,"lanjutnya.
Menurut Eighty, untuk spesialis jantung dan spesialis favorit lainnya, tingkat persaingannya cukup tinggi.
Bahkan berdasarkan website PPDS Unair, untuk kuota spesialis jantung kuotanya hanya 7 dokter.
Sementara itu, Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair, Suko Widodo mengungkapkan Michael sempat mendaftar PPDS di Unair dua kali dan gagal.
Diberitakan sebelumnya, tim penyidik Polsek Tegalsari Surabaya terus mendalami peristiwa bunuh diri Michael Mulyono, Rabu (11/4/2018) siang.
Pria berusia 29 tahun itu diduga nekat mengakhiri hidup lantaran sedang mengalami tekanan psikis.
Kepastian itu disampaikan Kapolsek Tegalsari Surabaya Kompol David Triyo Prasojo.
David mengungkapkan, dari keterangan saksi didapatkan Michael lulus sarjana kedokteran dengan nilai cumlaude enam atau tujuh tahun lalu.
Dia dua kali mengambil pendidikan dokter spesialis jantung, tapi gagal. (Sulvi Soviana)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pria yang Bunuh Diri di Tunjungan Plasa Surabaya Bukan Lulusan Cumlaude, Ini Penjelasan Unair,