News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

18 Tahun Disekap Majikan, TKW asal Cilacap Ini Akhirnya Bisa Bertemu Keluarga

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Parinah bahagia dengan keluarganya setelah pulang ke Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Tangis keluarga dan tetangga seketika pecah, saat seorang perempuan tengah baya turun dari mobil di depan sebuah rumah, di Desa Nusawungu Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah.

Wajah perempuan bernama Parinah itu masih seperti yang dulu.

Parsin (33), anak yang ditinggalkanya Parinah sejak usia 14 tahun tak pangling melihat ibunya.

Baca: Diduga Sebarkan Hoax Soal Hutang Negara, Abu Janda Dilaporkan ke Bareskrim

Hanya ia melihat ibu yang selalu dirindukannya itu terlihat lebih kurus dan kulitnya mulai keriput.

Rambut kepala Parinah yang memutih menegaskan, penantian untuk bertemu keluarga itu bukan waktu yang sebentar.

"Masih seperti dulu, cuma ibu terlihat lebih kurus," kata Parsin, anak kedua Parinah, Kamis (12/4).

Sebuah baskom berisi air bening diletakkan di depan pintu.

Sebelum melangkah memasuki rumah, anak-anaknya berebut mencuci telapak kaki sang bunda dengan air itu.

Sunarti, si sulung langsung bersimpuh di kaki ibunya.

Hamdan mengusap kaki ibunya lalu dengan sentuhan lembut. Ia lalu membasuh mukanya dengan air yang diberkahi tersebut.

Satu persatu anak Parinah bergantian memeluk erat ibunya, pelukan pertama setelah tahun silam, saat anak-anak Parinah masih bau kencur.

Saat itu, Parinah memeluk anak-anaknya sebelum pamit untuk merantau ke luar negeri.

Jika anak-anaknya tak pangling dengan wajah ibunya, tidak demikian cucunya.

Angga Rivaldi Saputra (14), cucu Parinah seketika berurai air mata saat melihat wajah neneknya untuk pertama kali.

Ia lahir tanpa kehadiran nenek di sisi.

Ia tentu iri, anak sepantarannya mendapat kasih sayang berlipat dari orang tua dan nenek.

Anak itu hanya bisa membayangkan kelembutan kasih nenek dari lembaran foto yang disimpan rapi ibunya.

Ia kini nyata memiliki nenek yang selama ini hanya terlintas di angan.

"Saya senang nenek pulang, sebelumnya hanya bisa lihat dari foto," kata Angga yang kini telah duduk di bangku kelas 2 SMP

Perasaan Parinah campur aduk hingga ekspresi wajahnya susah ditebak.

Antara lelah karena perjalanan panjang menuju kampung halaman, bahagia yang memuncak bertemu keluarga, juga beban berat di pikiran karena suatu hal.

Ia yang terbata-bata menjawab banyak pertanyaan warga maupun wartawan, sempat mengeluh gerah karena terlalu lama tinggal di negara dengan cuaca dingin.

"Panas ya, di London maksimal suhu 20 derajat celcius," kata Parinah.

Parinah yang hilang kontak dengan keluarga belasan tahun tiba di tanah air, dengan pesawat dari London mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu (11/4) malam.

Sebelum diantar ke kampung halaman, Parinah lebih dulu diserahterimakan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London kepada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Parinah diduga menjadi korban perbudakan modern.

Ia bekerja sebagai asisten rumah tangga pada keluarga berkewarganegaraan Mesir, Alaa M Ali Abdallah sejak 1999 di Arab Saudi.

Satu setengah tahun kemudian, ia mengikuti keluarga itu pindah ke Inggris.

Selama itu, ia nyaris tidak pernah digaji dan tidak diizinkan pulang ke kampung halaman sampai 18 tahun lamanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul BIKIN MEWEK! Hujan Tangis Warnai Pertemuan Parinah, TKW Yang Disekap 18 Tahun dengan Keluarganya, http://jateng.tribunnews.com/2018/04/13/bikin-mewek-hujan-tangis-warnai-pertemuan-parinah-tkw-yang-disekap-18-tahun-dengan-keluarganya?page=all.
Penulis: khoirul muzaki

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini