Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Banyaknya korban yang meninggal akibat mengkonsumsi miras oplosan, membuat warga RW 18 Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi resah dengan adanya warung penjual minuman keras tradisional (Tuak) di sejumlah wilayah di Kota Cimahi.
Warung penjual tuak itu di antaranya terdapat di pinggiran perlintasan kereta api Cimindi, namun jika dilihat secara sekilas, warung miras tersebut terlihat seperti warung biasa.
"Tapi orang luar tahu kalau di situ ada yang menjual tuak, berarti kan sudah terkenal, tapi tetap didiamkan," ujar warga Cigugur Tengah, Kamal (30) di Cigugur, Rabu (18/4/2018).
Ia mengatakan, meskipun warga sekitar mengetahui bahwa warung itu menjual miras, warga tidak berani bertindak dengan alasan warung tuak tersebut memiliki backing yang kuat.
"Tentunya warga resah, pengurus RW juga sebetulnya kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena warung itu ada backingnya," katanya.
Baca: Juragan Miras Oplosan yang Tewaskan 45 Orang Besok Akan Ditunjukkan di Depan Warga
Bahkan pada dua tahun lalu, kata dia, ada seorang temannya meninggal dunia dan seorang lagi kritis akibat menenggak minuman keras yang dibeli di warung tersebut.
"Dia minum tuak, tapi tidak tahu dicampur dengan apa, tapi beruntung saudaranya yang ikut minum, masih bisa diselamatkan," kata Kamal.
Berkaca pada kejadian itu, lanjutnya, warga menjadi resah dengan adanya sejumlah penjual miras tradisional di Kota Cimahi tersebut.
Hal senada diakui Warga Cigugur yang lain, Ferry Bangkit (26) yang mengaku resah dengan adanya penjual miras tradisional di sejumlah wilayah Kota Cimahi.
"Pasti resah, sama dengan warga yang lain juga karena miras itu dimana-mana juga pasti berbahaya," katanya.