Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Sebanyak 152 pengungsi Rudenim Balikpapan melakukan unjuk rasa.
Mereka berteriak dari ruang kamar pengungsi sambil mengangkat kertas bertuliskan protes, Jumat (20/4/2018) malam.
Tak hanya dijunjung di tangan, kertas protes tersebut juga ditempelkan di pilar dan dinding ruangan tempat mereka tidur setiap harinya.
Aksi mereka membuat aparat keamanan Balikpapan bereaksi.
Kapolres Balikpapan, AKBP Wiwin Fitra mengerahkan kekuatan kepolisian menuju Rudenim Balikpapan.
Baca: WNA di Rudenim Balikpapan Ngamuk, CCTV dan Sejumlah Fasilitas Lainnya Dirusak
"Total seluruh 180 personel gabungan, dari TNI-Polri, Satpol PP, PMI dan BPBD," katanya.
Wiwin mengungkapkan pihaknnya bersama Rudenim telah melakukan mediasi dengan perwakilan WNA yang tinggal di lembaga penampungan WNA di Balikpapan.
Adapun tuntutan mereka antara lain ingin dibebaskan ke luar masuk Rudenim.
Kemudian tidak diperlakukan sebagai seorang tahanan.
"Mereka ingin dipindahkan di tempat lain, di luar Balikpapan," tuturnya.
Negosiasi pun dilakukan dengan pihak imigrasi dan IOM. Aspirasi dari mereka akan ditampung.
"Secepatnya akan dipindahkan secara bertahap. Bisa di Medan, Surabaya atau tempat lain," sambungnya.
Untuk skema pengamanan, Wiwin mengatakan jajarannya bakal ditempatkan selama beberapa hari ke depan.
Baca: Mahasiswa Indonesia Ditabrak Hingga Meninggal, Pelakunya Ditangkap Polisi Jepang, SIM Dicabut
Lantaran para WNA tersebut beberapa hari belakangan telah melakukan perusakan fasilitas, di antaranya 20 CCTV, taman, hingga pintu blok ruangan.
"Baik personel Polres dan Polsek kita siagakan, baik siang dan malam," ucapnya.
Sementara, Abdullah WNA asal Afghanistan saat berbincang dengan Tribun Kaltim, mengaku sudah tak tahan tinggal selama 4 tahum di Rudenim Balikpapan.
Mereka sudah jenuh dan bosan hidup di dalam.
"Kami capai. Mau bebas. Pindahkan kami," kata dia.
Belakangan diketahui aksi unjuk rasa bukan kali pertama mereka lakukan.
Bahkan aksi-aksi kecil telah dilakukan sejak September 2017 lalu. Puncaknya baru terjadi pada Jumat (20/4/2018) malam.
Baca: Ratusan WNA Penghuni Rudenim Ngamuk, Minta Dibebaskan dan Dipindahkan ke Luar Balikpapan
Dari pengatamatan Tribun Kaltim, dinding dan pilar pada blok kamar mereka ditempeli kertas yang bertuliskan protes.
Tampak sebagian dari mereka berkumpul di tengah halaman blok, memperbincangkan sesuatu.
Hingga berita ini diturunkan, situasi sudah mulai kondusif. (bie)