Mereka selamat karena mampu berenang hingga ke pantai.
"Yang tewas itu memang tidak bisa berenang. Banyak air yang keluar dari badannya saat dievakuasi," kata saksi mata kejadian, Suharjo (50), pedagang di pantai itu.
Melihat ada insiden itu, dia dan beberapa warga sudah berusaha menolong korban.
"Ada satu korban yang pingsan, kemudian saya dudukkan dan dipukul tengkuk leher bagian belakang hingga memuntahkan air banyak," ucapnya.
Sempat Mengingatkan
Sebelum kejadian, Suharjo menuturkan, sempat memperingatkan satu korban tewas, yakni Adi.
"Sudah diperingatkan agar jangan mancing sore-sore. Awan sudah mendung dan cuaca juga sedang buruk," kata dia.
Menurut dia, tongkang tersebut sudah terparkir di perairan laut dekat pantai.
"Tiga tongkang itu sudah setengah bulan berhenti di tengah (laut). Tetapi tetap terlihat dari sini (pantai)," ucapnya.
Adapun, anjungan wisata lokasi di mana tiga orang tewas akibat tongkang itu sudah beberapa waktu tidak digunakan untuk pengunjung, lantaran papan kayu di bawahnya sudah lepas.
"Anjungan itu merupakan hibah dari Kementerian Pariwisata. Dibangun pada 2008. Namun satu tahun setelah itu ada pondasi anjungan yang amblas karena terkena ombak. Hingga kini, papan kayu copot semua," kata Kepala Seksi Promosi Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Tegal, Sudibyo.
Karena papan alas kayu sudah copot semua, menurut dia, anjungan kerap dimanfaatkan para pemancing.
Untuk menuju ke ujung anjungan, pemancing biasanya meniti pinggir pondasi anjungan.
Namun Suidibyo menyatakan, sudah ada beberapa pondasi anjungan yang amblas sehingga tidak rata lagi.
Pihaknya tidak bisa melarang warga untuk memancing di anjungan itu, meski kondisinya sudah usang karena terjangan ombak.
Menurut dia, panjang anjungan yang hancur tertabrak tongkang sekitar 150 meter, dari panjang total 250 meter.
"Saat ini yang tersisa ada sekitar 100 meter. Padahal, kami sudah merencanakan perbaikan untuk anjungan itu," imbuhnya.